PANGKALAN BUN - Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Kobar kembali mengamankan dua pelacur dan muncikari dari Bundaran Jagung Desa Sungai Rangit Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Senin (6/8). Mereka diserahkan ke Dinas Sosial Kobar.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kobar Majerum Purni mengatakan, sejumlah warung kopi di sekitar Bundaran Jagung menyediakan pekerja seks komersial (PSK). Kabar tersebut langsung ditindaklanjuti dengan menurunkan petugas.
Dalam patroli tersebut, tim tidak langsung menangkap PSK yang melayani tamu. Petugas lebih dulu menyamar sebagai pria hidung belang.
"Anggota yang menyamar sebagai tamu dan berhasil memancing PSK untuk "ngamar". Dari situ anggota lainnya langsung datang dan menginterogasi PSK dan muncikari," kata Majerum.
Saat diinterogasi oleh anggota, muncikari juga menyebut pemilik warung kopi di sebelahnya juga sebagai PSK. Dua PSK dan satu muncikari akhirnya dibawa ke kantor Satpol PP dan Damkar Kobar.
"Dua orang PSK yang berhasil diamankan, yakni Supartini (45) dan Puah (49). Kedua PSK tersebut sudah berumur," ujarnya.
Dua PSK ini mematok harga Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Pelanggannya dari masyarakat sekitar Bundaran Jagung dan sopir truk lintas kabupaten.
Disebutkan Majerum, warung kopi tersebut hanya menjadi kedok. Kebanyakan pria hidung belang ke warung tersebut hanya untuk ngamar.
"Kami mencurigai warung tersebut sejak lama, bahkan sebelum penutupan lokalisasi. Namun baru kami pastikan setelah anggota kami yang menyamar sebagai tamu. Hal ini sudah terbukti dan kedua PSK juga mengakui sering melayani tamu," ujarnya.
Majerum menjelaskan, Supartini memang Dipekerjaan oleh muncikari. Sedangkan Puah menetap karena menyewa tanah dan bangunan untuk tempat pijat.
"Puah juga melayani tamu untuk berhubungan badan," terangnya.
Masalah ini sudah dilaporkan ke Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah. Mereka diserahkan ke Dinas Sosial Kobar untuk dipulangkan ke daerah asal.
"Ini menjadi komitmen bersama memerangi dan menutup tempat prostitusi yang ada di Bumi Marunting Batu Aji," kata Majerum. (rin/yit)