PALANGKA RAYA - Perbuatan tidak terpuji kembali diperlihatkan oknum pelajar di Kota Palangka Raya. Hanya karena saling ejek ketika pertandingan volley beberapa pelajar SMAN-3 dan SMKN-1 nyaris saja baku hantam dan bertikai. Padahal harusnya mereka belajar dan membuat prestasi bukan untuk berkelahi.
Peristiwa terjadi di Jalan Temangung Tilung XII, Kamis (9/8) siang. Beruntung berhasil digagalkan Satuan Unit Sabhara Polres Palangka Raya dan Polsek Pahandut. Tiga pelajar dari SMKN-1 berhasil diamankan dan dibawa ke Polsek Pahandut. Usai dimintai keterangan dan membuat perjanjian tidak mengulangi perbuatan itu lagi, ketiganya diperbolehkan pulang.
Di lokasi kejadian sebenarnya ada belasan pelajar dari kedua sekolah tersebut. Namun ketika petugas dibantu Pol PP Kota melakukan pembubaran hanya tiga orang yang berhasil diciduk. Sisanya kabur dan berhasil melarikan diri dari sergapan personel kepolisian. Ketika diamankan pun banyak pelajar lari kocar kacir menghindari sergapan petugas.
"Kami mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada sekumpulan pelajar SMK dan SMA di Palangka Raya yang hendak tawuran, sebagai antisipasi anggota kami terjunkan ke lokasi untuk membubarkan para pelajar tersebut, hasilnya tiga pelajar berhasil diamankan untuk diberikan arahan," ujar Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar melalui Kasat Sabhara Iptu Robertus Sonny.
Sony menerangkan dugaan pemicu pertikaian itu lantaran terjadi karena tidak terima akibat saling ejek antar suporter tim pertandingan bola voli antar sekolah tersebut.
"Kami dari kepolisian berhasil mengamankan tiga orang pelajar, sedangkan dari Satuan Polisi Pamong Praja sendiri berhasil mengamankan 10 orang pelajar yang selanjutnya dibawa ke Mapolsek Pahandut untuk dilakukan pendataan. Jadi baru mau tawuran, asal sekolah SMAN 3 dan SMKN 1, ini hanya oknum pelajar,” ujar Sonny.
Sementara itu, Kapolsek Pahandut AKP Roni Wijaya membenarkan bahwa pihaknya mengamankan beberapa pelajar. Hanya saja tidak dilakukan penahanan dan hanya diberikan pengarahan bahwa tawuran atau apapun bentuk kekerasan itu tidak patut dilakukan.
”Saya minta mereka mending berprestasi dan mengharumkan nama Kalteng dalam dunia pendidikan dan olahraga dari pada berkelahi,” ujarnya.
Roni berharap kedepan tidak lagi terjadi hal semacam ini, apapun bentuk dan alasannya.
”Saya minta ini yang terakhir, mending berperilaku positif dan jadi kebanggaan bagi daerah,” pungkasnya.(daq/vin)