PALANGKA RAYA – Pj Sekda Kalimantan Tengah (Kalteng) Fahrizal Fitri mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalteng, banyak yang letaknya jauh dari sumber air, terutama sumur bor. Hal itu menyulitkan proses pemadaman, terlebih jika aksesnya sulit dilalui.
Menurutnya, pemerintah sebelumnya telah memerintahkan masyarakat peduli api yang berdekatan dengan sumur bor untuk siaga mencegah karhutla. Hanya saja, ketika kebakaran yang terjadi jauh dari sumur bor, masyarakat tak bisa berbuat banyak.
”Jujur, terkadang saya juga bingung kebakaran letaknya di tengah hutan yang aksesnya sulit dijangkau. Akibatnya, masyarakat peduli api dan tim pencegahan sulit bergerak. Apalagi kalau jauh dari sumur bor,” katanya, kemarin.
Menurutnya, kebakaran yang terjadi bisa saja disebabkan panas dan faktor kesengajaan. Tim yang diturunkan pemerintah sudah maksimal bekerja di lapangan. Hanya saja, karena terjadi pembakaran secara sporadis, areal yang terbakar menjadi lebih luas.
”Meski sudah maksimal, kami tetap menuntut kesadaran masyarakat. Peladang yang akan membuka lahan sebaiknya jangan dengan cara membakar,” ucapnya.
Sejauh ini, lanjutnya, ada dua daerah yang cukup tinggi terpantau titik panasnya, yakni Kapuas dan Kotawaringin Timur. Apabila tidak dilakukan pencegahan menyeluruh dan terkoordinasi, titik yang terbakar bisa semakin meluas. Dia mengingatkan peran pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan pengawasan di daerahnya.
”Ada dua daerah yang saat ini cukup tinggi titik panasnya. Ini terus dipantau. Tim patroli, baik dari darat dan udara terus bergerak,” katanya.
Pria yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ini menambahkan, untuk peningkatan status karhutla ada banyak indikator yang perlu diperhatikan. Tak hanya dari jumlah kejadian karhutla, namun dilihat juga dari indeks standar pencemaran udara (ISPU), level tinggi muka air dan peningkatan titik panas.
Sementara itu, Pemprov Kalteng terus meningkatkan pengawasan. Saat ini sudah ada lima unit helikopter water bombing yang beroperasi di wilayah udara Kalteng. Selain itu, peningkatan sarana dan prasarana pencegahan karhutla, khususnya yang dimiliki tim darat, terus ditingkatkan agar mampu mencegah secara maksimal.
”Yang jadi masalah, apabila kebakaran yang letaknya sulit dijangkau tim patroli darat. Tapi, setidaknya, dengan lima unit helikopter water bombing yang dimiliki, kami bisa mengatasi titik yang terbakar,” pungkasnya. (sho/ign)