SAMPIT-Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotim, Muhammad Shaleh menegaskan agar nahkoda kapal yang melintas dan menyeberang di jalur sungai Mentaya untuk hati-hati. Apalagi sungai itu juga digunakan untuk trasportasi warga, hingga bantaran sungai juga digunakan untuk permukiman.
“Melihat saat ini sungai mentaya merupakan salah satun alternatif untuk angkutan hasil sumber daya alam Kotim keluar daerah, maka kami tekankan kepada seluruh pengusaha angkutan untuk bisa berhati-hati,” imbuhnya, Rabu (29/8) kemarin.
Selain itu lanjut Shaleh, DAS Mentaya selama ini belum ada penataan untuk kapal yang berlabuh. Ia menilai, kapal tugboat tidak ditentukan titiknya untuk bisa berlabuh atau tidak, sehingga sungai tersebut rawan terjadi kecelakaan.
”Salah satunya sungai kita ini belum ada penataan, mestinya dari instansi terkait itu bisa mengatur bersama dengan jajaran pemerintah daerah. Pada dasarnya kami mendukung agar regulasi di perairan itu ditata kelola dengan baik, guna menghindari insiden yang tidak diinginkan,” imbuh Politikus PAN ini.
Shaleh mengakui, tingkat kecelakaan di sungai memang minim, setelah aktivitas pertambangan di Kotim berkurang. Menurutnya, saat ini yang menggunakan alur sungai itu hanya untuk angkutan CPO perkebunan kelapa sawit, angkutan bahan material bangunan, angkutan tambang bauksit, dan tambang batu bara. “Itupun jumlahnya jauh menurun di banding beberapa tahun silam,” tandasnya. (ang/gus)