PANGKALAN BUN- Abrasi pantai di Desa Sebuai dan Desa Keraya, Kecamatan Kumai makin bertambah parah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berencana akan melakukan penanganan sementara dengan memasang karung berisi tanah untuk mencegah abrasi semakin parah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Petrus Rinda mengatakan, abrasi pantai yang terjadi di Desa Sebuai dan Desa Keraya, Kecamatan Kumai sudah parah. Butuh penanganan khusus untuk mencegah abrasi semakin lebar yang dapat berdampak pada rusaknya jalur transportasi warga desa setempat.
"Kalau kami lihat abrasi di Desa Sebuai dan Keraya itu sudah parah. Abrasi itu sudah bertahun-tahun," kata Petrus Rinda, Kamis (20/9)
Upaya penanganan sementara dengan membuat tanggul dari karung yang diisi tanah hanya bersifat sementara dan tidak akan mampu bertahan lama karena kuatnya ombak pantai di kawasan desa tersebut. Upaya lain dengan mengajukan bantuan dari BNPB pusat juga belum mendapat respon, usulan anggaran yang mereka ajukan belum disetujui.
"Tahun 2017 lalu kita sudah mengusulkan anggaran ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan abrasi, namun anggaran tersebut juga belum disetujui," ungkapnya.
Konsultasi terkait usulan bantuan abrasi kepada BNPB juga sudah dilakukan, namun saat ini pemerintah pusat masih berkonsentrasi pada penanganan bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Hari ini (kemarin) kami baru saja koordinasi masalah penanganan abrasi itu. Namun dana di BNPB tahun ini diarahkan untuk bantuan pasca bencana gempa di Lombok," kata Petrus.
Dengan kondisi tersebut, mantan Kepala Dinas Perhubungan ini mengatakan bahwa penanganan abrasi belum tentu bisa dilaksanakan di tahun 2018 ini. "Untuk pembangunan secara permanen belum bisa kita lakukan saat ini. Tahun depan kita usulkan lagi. Semoga bisa disetujui, karena abrasi ini sudah parah," sebutnya. (rin/sla)