SERUYAN RAYA – Setelah menunggu selama tiga tahun, Kelompok Tani Mawar Desa Terawan, Kecamatan Seruyan Raya, akhirnya bisa memanen buah kelapa sawit. Meski harga sawit sedang anjlok, namun momentum ini menjadi babak baru bagi kelompok tani untuk menikmati hasilnya.
Ketua Poktan Mawar Buchori mengatakan, sebagian anggota poktan sudah panen perdana. Namun, harga kelapa sawit yang belum normal membuat petani kesulitan. Dia berharap harga bisa lekas pulih di level Rp 1.350 – Rp 1.500 per kilogram.
Kelompok Tani Mawar terdiri dari 46 anggota dengan luas lahan kurang lebih 300 hektare. Seluruh anggotanya merupakan warga Desa Terawan. ”Luas lahan setiap anggota beragam, antara dua sampai empat hektare,” kata Buchori saat ditemui Radar Sampit di lokasi kebun sawit, Desa Terawan, Sabtu (22/9).
Dalam menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit, Kelompok Tani Mawar bermitra dengan PT Musirawas Citraharpindo. Kemitraan ini disebut program Hatantiring Manggantang Pambelum Kelapa Sawit. Program ini sangat membantu petani. Warga yang memiliki lahan tapi kekurangan modal, tetap bisa mewujudkan impian untuk memiliki kebun sawit sendiri. Poktan akan mendapat bantuan pembukaan lahan, bibit, pupuk, dan sarana produksi lainnya dari perusahaan.
Bantuan bibit dan sarana produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk poktan ini bukanlah gratis, tapi dihitung sebagai utang. Poktan akan mengembalikan pinjaman secara bertahap setelah kebun menghasilkan sawit, yakni 40 persen dari hasil panen digunakan untuk bayar pinjaman, sedangkan 60 persen masuk kantong anggota poktan.
”Bagi petani yang ingin pinjaman cepat lunas, bisa juga seluruh hasil panen untuk bayar pinjaman. Setelah lunas, semua hasil panen masuk kantong pribadi masing-masing,” kata Buchori.
Sedangkan pemeliharaan dan pengelolaan kebun tetap dilakukan oleh anggota poktan sehingga ada rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari petani. Agar hasil bagus, petani akan dibimbing cara menanam, merawat, hingga memanen. Artinya, ada transfer ilmu dari perusahaan kepada petani sehingga kelak bisa mandiri.
Namun, kata Buchori, ada kendala yang dihadapi kelompok tani dalam mengurus sawit, terutama dalam hal perawatan. Sebagian anggota poktan tidak sanggup membersihkan ilalang di kebun sawit. Akhirnya, kebun sawit dipenuhi semak belukar sehingga aktivitas memupuk pun menjadi sulit.
”Untuk mengawalinya yang berat. Karena itu, sebagian anggota berharap perusahaan membantu membersihkan rumput. Perawatan berikutnya akan lebih ringan sehingga petani bisa mengurus lahannya sendiri,” kata mantan Kepala Desa Terawan ini.
Buchori mengaku punya lahan sawit seluas 4 hektare yang diikutkan dalam program Hatantiring Manggantang Pambelum. Sedangkan untuk mengawali pembersihan ilalang yang lebat, dia menyewa excavator.
”Dengan excavator, saya bisa bikin jalan untuk mobil, sekaligus bikin jalan arco untuk panen. Kalau tidak dibersihkan, nanti kesulitannya saat panen,” kata Buchori.
Kabag Humas Musirawas Group Anwaryono mengatakan, program Hatantiring Manggantang Pambelum lahir sebagai upaya memperpendek rantai birokrasi dalam pengurusan legalitas terhadap lahan peserta program kemitraan. Ini sebagai salah satu bentuk program CSR bidang pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan PT Musirawas Citraharpindo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Anwaryono mengakui bahwa perusahaan hanya membantu bibit, pupuk, dan sarana produksi lainnya. Sedangkan perawatan kebun dilakukan sendiri oleh anggota poktan sehingga pinjaman para petani terhadap perusahaan tidak terlalu besar.
”Dengan cara ini, petani bisa terlibat langsung dan paham seluk beluk menanam sawit sehingga nantinya bisa mandiri,” ujar Anwaryono.
Kabag Kemitraan Masyarakat Musirawas Group Irfan Hafid menambahkan, program HMP-KS juga merupakan upaya PT. Musirawas Citraharpindo dalam rangka memanfaatkan lahan terlantar di sekitar desa yang hampir setiap tahun mengalami kebakaran. Dalam skala industri CPO nasional, program ini juga salah satu jawaban bagi jaminan keterlusuran rantai pasok, dimana keterlusuran rantai pasok (trace ability supply chain) merupakan tuntutan pasar yang diadopsi dalam sertifikasi RSPO maupun ISPO. (yit)