SAMPIT – Sejak mengajukan cuti enam hari lalu, wartawan Radar Sampit, Desi Wulandari berlibur ke Palu, Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Terjadinya gempa dan Tsunami di kota tersebut kurang dari 48 jam sebelumnya, membuat Desi kehilangan kontak dengan rekan-rekannya di Sampit pada Jumat (28/9) malam.
Sebelumnya, Desi sempat memberi kabar kepada keluarganya untuk pergi ke Surabaya, Jawa Timur. Lokasi Desi yang sebenarnya baru diketahui ketika perempuan itu mengirim pesan ke keluarga rekan sekantornya, Agus Jaka Purnama, sekira pukul 15.00 waktu setempat.
”Sempat mengirim pesan melalui WhatsApp ke istri saya. Dia minta diubahkan jadwal tiket, soalnya ada gempa katanya,” ujar Agus, Sabtu (29/9) kemarin.
Namun, lanjut dia, hingga kemarin malam, belum ada kabar lagi dari Desi. Beberapa teman sekantornya kemudian melakukan upaya bermacam-macam. Salah satunya menghubungi beberapa nomor tim SAR yang ada di Palu.
Namun upaya mereka gagal. Pasalnya, akses komunikasi di lokasi gempa benar-benar terputus. Perjuangan untuk mengetahui kondisi Desi kembali dilakukan oleh tim redaksi Radar Sampit. Beberapa orang menghubungi petugas penyelamatan di Makassar yang akan bertolak ke Palu untuk memberangkatkan tim medis.
Redaksi menitipkan nama, nomor telepon dan foto Desi untuk dilakukan evakuasi jika tim penyelamatan menemukannya. Berdasarkan sumber Radar Sampit yang membantu melakukan pelacakan nomor korban, mengatakan lokasi Desi terakhir kali berada di Jalan Karoya, Sulawesi Tengah sekira pukul 12.00 WIB.
”Insya Allah dia enggak masalah. Pagi tadi dia komunikasi saja kok,” ungkap sumber Radar Sampit yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, keluarga Desi juga diketahui khawatir lantaran belum mengetahui kabar terkini jurnalis perempuan berprestasi itu. Mereka berkali-kali menelepon beberapa teman Desi, berharap mengetahui kondisinya.
Sementara itu, General Manajer Radar Sampit, Siti Fauziah berharap agar Desi selamat dalam musibah pilu itu. Ia juga mengupayakan banyak cara agar mengetahui informasi keberadaan reporter asal Kecamatan Cempaga itu.
”Insya Allah Desi tidak apa-apa. Kita berdoa yang terbaik untuk dia. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin,” kata Fauziah dengan penuh harap.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/), sekira pukul 17.02 WIB. Pascagempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Meski peringatan dini dicabut pada pukul 17.37 WIB, tsunami diketahui melanda sejumlah wilayah, antara lain Palu, Donggala, dan Mamuju. (ron/oes)