PALANGKA RAYA – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Daerah Kalimantan Tengah, menggelar diskusi “Jejak George Obos”, Sabtu (27/10) di Hotel Luwansa Palangka Raya. Itu dilaksanakan dalam rangka menggali dan mengetahui perjuangan para pejuang dari Kalimantan Tengah, salah satunya George Obos.

Hadir sebagai narasumber cucu G Obos, Teddy Toeweh, Budayawan Kalteng JJ Kusni Sulang dan Ketua Umum IJTI Pusat Yadi Hendriyana. Moderator Budi Kurniawan, dosen asal Universitas Lambung Mangkurat. Direncanakan 360 peserta dan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran akan hadir dalam kegiatan tersebut. Ada pula Motivasi kebangsaan dari Rizki Mahendra pada kegiatan tersebut.

Ketua IJTI Kalteng Tantawi Jauhari mengatakan, diskusi jejak George Obos merupakan wujud nyata IJTI mengapresiasi pahlawan asli Kalteng. Terlebih beliau adalah satu-satunya pemuda Dayak yang berhasil tampil dalam skala nasional dalam menyatukan diri dalam ikrar revolusioner Sumpah Pemuda 27 Oktober 1928 lalu di Jakarta.

Kegiatan ini sekaligus memperingati hari sumpah pemuda dan mengeksplorasi sejarah, sehingga menjadi ajang merefresh semangat kaum milenial Kalteng. Dengan begitu, semakin disiplin dan professional dalam menghadapi gelombang arus globalisasi saat ini. ”Ini wujud nyata kami IJTI untuk beliau dan pemuda Kalteng,” ujarnya.

Dalam diskusi nanti, diharapkan seluruh peserta dengan menghadirkan narasumber berkualitas, maka dapat lebih mendalami rekam jejak G Obos. Dan peserta lebih mengetahui tentang sepak terjang salah satu pahlawan asal Kalteng tersebut.

”Mendalami rekam jejak beliau. Usai diskusi nantinya direncanakan akan membuat buku tentang beliau tetapi dalam konteks kekinian. Intinya, tak hanya diskusi melainkan implementasi dari hal itu,” ujarnya didampingi Wakil Ketua Samsudinnoor dan Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Sukarlan Facahrie Doemas, Kamis (25/10).

Sementara itu, Sekretaris IJTI Kateng Imam Mangkunegara menambahkan, diskusi jejak George Obos menjadi penambah pengetahuan tentang perjuangan Kalimantan Tengah. Beliau (G Obos) juga pendiri Ikatan Pemuda Borneo  tahun 1926 di Surabaya.

“Kita ingin lebih tahu dangan sejarah dan bisa lebih dalam, apalagi beliau adalah satu-satunya pemuda Dayak dalam membentuk organisasi pemuda pada masa silam. Namun ke depannya, IJTI juga akan mengkaji tokoh-tokoh lainnya agar masyarakat lebih mengetahui pejuang-pejuang ataupun tokoh Kalteng yang telah membangun Kalimantan tengah ini,” pungkasnya. (daq/arj)