PALANGKA RAYA – Penyakit tumor ganas yang menggerogoti Herni (39), ibu empat anak ini, membuat bagian perutnya membesar seperti sedang mengandung bayi kembar lima. Penderitaan itu dia rasakan sejak empat tahun terakhir. Bahkan, dua bulan belakangan, perutnya semakin membesar. Berbagai upaya pengobatan telah dilakukan, baik secara tradisional hingga medis, namun hasilnya masih nihil.
”Rasanya sakit. Dua bulan ini tambah besar,” kata warga Desa Tura, Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan ini, Minggu (17/1), saat dikunjungi rombongan Pospera Pusat dan Kalteng.
Herni menuturkan, dulu ia tidak menderita seperti sekarang dan memiliki kehidupan normal, termasuk melahirkan anak. Akan tetapi, setelah melahirkan anaknya yang terakhir, penyakit tersebut mulai menyerangnya. Di sisi lain, anak kelima yang dilahirkannya meninggal.
”Setelah itu mengalami sakit dan sudah di USG, hasilnya karena tumor. Sebelumnya tidak pernah pula mendapat bantuan dari pemerintah. Ini sempat diobati secara tradisional,” katanya sambil menahan sakit didampingi sang suami, Yetro (53).
Herni mengaku sering merasakan sakit, mual, dan merasa angin masuk dari ujung jari.. “Sekarang berat seperti diperban, sempat tidak bisa bernafas dan bergerak. Harapannya agar untuk dirujuk supaya bisa sembuh,” katanya sambil mengusap air mata. Dia mengaku hartanya sudah terkuras habis untuk mengobati penyakitnya.
Silvia (16), salah seorang anaknya mengatakan, ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, sedangkan sang ayah seorang petani. Dia berharap ada donatur dan pemerintah yang memberikan bantuan, sehingga penyakit sang ibu bisa disembuhkan dan hidup normal seperti biasanya.
”Kami memohon kepada pihak terkait untuk bisa membantu. Kepada siapa lagi kami berharap,” katanya.
Sementara itu, Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Nasional Mustar Bona Ventura mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan moril dan penggalangan dana sebagai salah satu bentuk dukungan kepada pasien. Selain itu, melaporkan hal tersebut kepada Presiden RI Joko Widodo dan menteri terkait, sehingga bisa ditindaklanjuti.
Menurut Bona, mereka mendorong rumah sakit agar tidak menggunakan cara prosedural terkait penanganan medis dari paseien dan lebih mengutakan keselamatan karena menyangkut nyawa orang lain. ”Untuk admistrasi kesampingkan dulu, tolong dan tangani,” katanya.
Bona menambahkan, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mendukung dan meringankan beban Herni. Pemkab Katingan juga diharapkan tak berpangku tangan serta ikut membantu pengobatan. ”Gunakan dana yang ada dan bupati untuk membantu. Jangan berpangku tangan,” katanya.
Ketua DPD Pospera Kalteng Elisae Sumandie menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan memperjuangkan perawatan Herni ke Jakarta. ”Kita akan usahakan untuk dibawa ke Jakarta, sehingga bisa disembuhkan. Ini tekad kami, sebab keadaan ini sudah menyedihkan,” pungkasnya. (daq/ign)