SAMPIT – Salbiyah, warga Desa Belanti, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, nyaris saja menjadi korban keganasan buaya, Jumat (9/11) pagi. Dia dikejutkan oleh seekor buaya yang nyaris menyambarnya ketika mengambil air di Sungai Mentaya.
”Ibu saya mengambil air di sungai menggunakan ember bertali. Tiba-tiba buaya menyambar dari bawah,” kata Tony, anak Salbiyah.
Seketika itu Salbiyah berteriak hingga didengar warga lainnya. Beruntung, Salbiyah yang kaget tidak tercebur ke sungai. Dia selamat dari ancaman predator berdarah dingin itu.
”Syukur ibu saya tidak tercebur, kalau tidak bisa bahaya,” ujarnya.
Gangguan buaya tersebut terjadi sekitar pukul 06.20. Sesaat setelah kejadian, buaya masih berkeliaran di sekitar perairan. Warga lain juga menyaksikan kemunculan buaya. Sekitar lima kali buaya menampakkan diri, lalu tenggelam.
”Perkiraan saya mungkin sekitar tiga meter panjangnya. Lebih besar dari yang pernah ada sebelumnya, apalagi tadi kepalanya kelihatan,” kata Tony.
Tony dan warga lainnya berharap pihak terkait segera menangkap buaya di perairan tempat tinggal mereka. Sejak kejadian itu, warga takut mendekati sungai. Mereka khawatir sewaktu-waktu buaya tersebut menyerang atau lebih parah naik ke daratan.
”Kami minta pihak terkait segera menangkapnya. Kami berani saja menangkap atau membunuhnya, namun kami takut melanggar hukum,” katanya.
Terpisah, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sampit Muriansyah mengaku telah mendapatkan laporan terkait itu. Pihaknya akan segera turun menyurvei lokasi keberadaan buaya.
”Besok (hari ini, Red) kami akan ke sana,” kata Muri.
Sebagai informasi, buaya di sekitar perairan Desa Belanti dan Desa Ganepo, Kecamatan Seranau (seberang Desa Belanti) memang kerap muncul. Bahkan, buaya juga pernah menyerang warga saat beraktivitas di sungai. (oes/ign)