SAMPIT— Masyarakat diharapkan untuk terus memperkuat jalinan koordinasi, terutama di lintas organisasi, guna mencegah konflik terjadi sejak dini. Terlebih dalam tahun politik dan menjelang pemilu saat ini, isu-isu provokasi sangat santer beredar dan dapat menimbulkan masalah di tengah masyarakat.
Wakil Bupati Kotim, M Taufiq Mukri menegaskan, harus ada upaya pencegahan sejak dini agar hal itu tidak berkembang di masyarakat.
Diuraikannya, koordinasi adalah hal yang snagat penting, dan jangan saling membiarkan jika ada isu provokasi.Harapannya jika terjadi gejolak agar segera bisa ditangani. Sebab diakuinya, saat ini isu politik dapat dijuruskan ke isu SARA, sehingga dapat menimbulkan masalah yang besar.
“Jika ada muncul masalah, segara koordinasikan. Tangani dengan baik dan sesuai aturan. Apabila memang ada unsur kriminal serahkan ke penegak hukum,” ujar Taufiq, Kamis (15/11).
Ditegaskannya, jangan lamban dalam menangani masalah, dan siapa saja harus peduli. Selain itu lanjutnya, menjaga keamanan dan kedamaian daerah adalah hal yang harus dinomorsatukan harus. Kemudian, jangan mementingkan kepentingan kelompok dan mengorbankan orang banyak. Terlebih diakuinya, saat ini penggunaan media sosial juga sulit dikenalikan. Maka dari itu apabila timbul percikan masalah, sebaiknya segera laporkan dan secepatnya ditangani.
“Sampit ini merupakan daerah yang pernah terjadi konflik, dan jangan sampai terulang lagi. Jadi isu yang bergejolak, baik di media sosial atau kehidupan sehari-hari, harus ditangani cepat,” imbuh tokoh yang juga Ketua Dewan Adat Dayak Kotim ini.
Ditambahkan Taufiq, konflik yang dibiarkan membesar dampaknya akan menyeluruh, perekonomian lumpuh, pembangunan tidak jalan, perkembangan kota akan lamban. Dampaknya tersebut masyarakat yang akan merasakan langsung. Saat ini Kotim sudah berada di masa sedang berkembang, ekonomi sudah mulai lancar, pembangunan sudah mulai terus berkembang kembali.
“Jika ada konflik segera laporkan, minimal ke tokoh masyarakat atau ketua RT. Sehingga segera dapat ditangani, dan jangan sampai sudah parah baru ditangani,” pungkas Taufiq Mukri. (dc/gus)