SAMPIT – Banyaknya iklan rokok membuat Chika Anastasya Hartanto jengah. Remaja yang duduk di bangku kelas 12 ini berharap tidak ada lagi iklan rokok di sekitar lingkungan sekolah.
“Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), perokok meningkat sekitar 9,1 persen,” tutur Ketua Forum Anak Nasional (FAN) Kabupaten Kotawaringin Timur ini.
Chika menjelaskan, FAN secara nasional merencanakan aksi untuk mengeliminasi iklan-iklan rokok yang jaraknya dekat dengan sekolah. Gerakan ini perlu dukungan dari pemerintah.
“Kami tidak mungkin bisa bergerak sendiri, apalagi mengeliminasi iklan rokok yang ada kontraknya sama pemerintah daerah,” ujarnya.
Dalam pelatihan 2P (Pelopor dan Pelapor) di Jakarta bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, kata Chika, ada tiga isu yang dibahas, yakni perkawinan anak, perubahan iklim, dan sehat tanpa rokok. Karena itu, FAN juga memiliki program Baper (bersama perangi rokok).
“Jadi kami melakukan monitoring pendataan tentang masalah iklan promosi dan sponsor rokok terhadap anak,” tambah Chika.
Selain itu, Chika berharap anak-anak di Kotim tidak dieksploitasi demi uang. Sebab, anak-anak memiliki hak hidup lebih baik dan mendapatkan pendidikan yang layak.
Menurutnya, FAN adalah organisasi anak yang dibina oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempun dan Perlindungan Anak, untuk menjembatani komunikasi dan interaksi antara pemerintah dengan anak-anak di seluruh Indonesia dalam rangka pemenuhan hak partisipasi anak.
Di Kotawaringin Timur, FAN selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. “Jadi untuk setiap kegiatan menyangkut forum anak pasti di ajak untuk berpartisipasi,” ujar Chika.
Forum anak diambil dari anak-anak yang aktif di sekolah, baik organisasi intra dan ekstra. Chika sendiri sudah bergabung dengan FAN selama 3 tahun. “Karena baru tahu linknya harus ke dinas agar bisa ikut forum anak, di situ saya ikut kegiatannya, ikut di pemilihan pengurus harian, dan kuncinya harus aktif dalam kegiatan forum anak,” tutur Chika.
Oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kotim, pernah Chika diutus ke Riau tahun 2017 lalu, untuk mengikuti acara FAN. Saat itu juga Chika terpilih menjadi Perumus Suara Anak Nasional 2017. (rm-96/yit)