BARITO – Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) juga merambah ke Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Batara) dan Kabupaten Barito Selatan. Kepastian ini diungkap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KesbangPol) Batara, Drs Langkap Umar mengatakan, saat ini ada sebanyak 30 orang warga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diduga bergabung di wilayah setempat.
“Mereka masuk ke Kabupaten Batara pada tahun 2014 lalu sebagai kelompok tani ‘Nusantara Jaya’. Saat mereka datang memang sudah mau melaporkan organisasinya kepada kami (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Red), tetapi kami tolak karena kami sudah menerima surat dari pemerintah pusat yang menyatakan organisasi ini ada indikasi bergabung dengan gerakan ekstrem,” katanya didampingi Kepala Bidang Kewaspadaan Sosial Yudi Eldovi Rakhman.
Diutarakannya, awal mereka masuk ke daerah ini tinggal di Desa Wonorejo Kelurahan Melayu Kecamatan Teweh Tengah, dengan menyewa beberapa rumah warga di kawasan itu. Pekerjaan mereka di daerah ini sebagai petani sayur-sayuran, mereka juga sempat menerima bantuan bibit tanaman dari pemerintah. Kelompok yang diduga bergabung dengan Gafatar ini, ada yang masih berstatus bujangan dan sudah berkeluarga, dengan sejumlah anak dengan tingkat pendidikan dari Diploma 3, SLTA, dan SLTP, serta tidak tamat sekolah.
“Informasi terakhir yang kami terima mereka kini sudah pindah ke wilayah Dusun Bayas, Parangkampeng dan Rapen Kelurahan Lanjas Kecamatan Teweh Tengahm” bebernya.
Langkap Umar juga mengungkapkan, kedatangan kelompok tersebut memang secara resmi dengan menunjukkan surat kepindahan di antaranya ada yang berasal dari Jakarta dan Bogor, bahkan saat ini warga itu telah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) Kabupaten Batara. Sampai saat ini tambahnya, kelompok yang diduga bergabung dalam organisasi Gafatar tersebut terus dipantau oleh Pemkab Batara, Kepolisian, TNI, BIN, MUI, dan Kejaksanan yang tergabung dalam komunitas intelijen daerah (Kominda) dan keberadaan kelompok ini sudah dilaporkan ke Bupati H Nadalsyah.
“Aktivitas kelompok itu masih biasa-biasa saja. Namun, tetap kami pantau terus apa yang akan dilakukan oleh kelompok ini,” kata Langkap Umar.
Sementara itu di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) empat orang anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Buntok Sempat marah kepada staf Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Pasalnya keinginan mereka untuk mendaftarkan Organisasi Gafatar tersebut tidak diterima. “Kejadian tersebut terjadi pada akhir tahun 2014 lalu,” kata Kepala Kesbangpol Barsel Liharfin kepada Radar Palangka Senin (18/1) saat ditemui di ruang kerjanya.
“Saya pada saat itu mendapatkan laporan dari stafnya bahwa ada empat orang mau mendaftarkan organisasi Gafatar. Namun, ditolak karena tidak memenuhi syarat dan tidak tahu dimana letak organisasinya. Keempat orang tersebut marah dan mengucapkan kata-kata kasar,” ungkapnyak lagi.
Dikatakan Liharfin, setelah ditolaknya pendaftaran beberapa tahun lalu hingga saat ini diketahui ke empat orang tersebut berdomisili di Desa Sababilah Kecamatan Dusun Selatan Barsel. Tepatnya, di Jalan Pramuka dekat perkemahan Lalemu Lewas. Hingga sekarang, diketahui mereka mendiami lahan di wilayah tersebut. Lebih lanjut Liharfin menambahkan, dari hasil data yang didapat jumlah anggota Gafatar di wilayah Barsel berjumlah 48 orang dan membangun 14 barak untuk tempat mereka tinggal. Rata-rata anggota yang tinggal di lokasi tersebut, berasal dari luar pulau Kalimantan seperti dari Cilacap dan Lampung.
“Hingga saat ini,kami terus melakukan pemantauan akan segala aktifitas mereka. Namun menurutnya sejauh ini tidak ada aktivitas yang menyimpang serta meresahkan warga sekitar. Dan dalam waktu dekat, kita juga akan turun langsung ke lapangan,” pungkas Liharfin. (dy/viv/vin/gus)