NANGA BULIK- Berharap mendapat ikan dalam jumlah besar di saat banjir, empat hari yang lalu, Marikan kakek berusia 74 tahun ini memasang jaring atau selambau di Sungai Palikodan, salah satu anak Sungai Bulik. Namun, ternyata ikan-ikan yang terperangkap dijaringnya justru menarik minat buaya. Sehingga, ia tidak hanya mendapatkan ikan, tetapi juga mendapatkan seekor buaya remaja .
Buaya berukuran panjang lebih dari 2 meter ini dibawanya pulang ke rumahnya di RT 8 Nanga Bulik. Sehingga, membuat geger warga dan sempat menjadi tontonan, karena buaya tersebut hanya diikat dan dibiarkan di dalam selokan halaman rumahnya, ada yang mengira ini buaya yang lepas di perkampungan saat banjir.
Saat akan diberi makan buaya ini bahkan pernah menggigit tangan si kakek hingga terluka.
"Banyak yang menawar buayanya, mulai dari Rp 300-500 ribu . Tapi ayah tidak mau menjualnya. Tapi sekarang buayanya justru mati," ucap salah satu anaknya. Ia menduga buaya tersebut mati karena kelelahan, sebab banyak orang-orang yang menonton seringkali mengganggunya dengan menarik buntut atau menusuk tubuhnya dengan kayu.
"Sekarang buayanya sedang dibawa ayah untuk di ambil kulitnya," tambahnya.
Kemunculan buaya di sekitar Sungai Bulik dan Sungai Lamandau memang cukup sering terjadi. Tidak jarang pula buaya ini masuk ke perangkap ikan warga. Namun selama ini belum pernah ada tragedi warga yang di sambar buaya saat beraktifitas di sungai.
"Sungai lamandau dan anak cabangnya masih banyak dihuni buaya, tapi tidak pernah memangsa manusia. Terkadang saat banjir juga bisa muncul di dekat pemukiman. Tapi umumnya mereka takut manusia, dan segera lari jika melihat manusia," ujar Ujang , salah satu warga. (mex/tha)