SAMPIT – Sebanyak 70 pohon di Kota Sampit telah ditebang selama Ahmad Sarwo Oboi menjabat Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kotawaringin Timur. Pohon ditebang karena rawan tumbang saat ada angin kencang.
“Kami memang ditargetkan melakukan penebangan karena rawan tumbang kalau ada angin kencang. Sejak pak Oboi menjabat sudah ada 70 pohon mati yang kita lakukan penebangan karena bisa mencelakakan pengguna jalan,” kata Sabdi, petugas Disperkim Kotim yang saat itu sedang membereskan ranting-ranting pohon di Jalan HM Arsyad, Sampit, Selasa (11/12).
Sabdi mengatakan pohon-pohon yang dilakukan penebangan tidak sembarang pohon, karena upaya penghijauan lingkungan tetap harus dilakukan. Hanya pohon besar dan tua yang ditebang. Seperti pohon ketapang.
Menurutnya, pohon ketapang kurang cocok ditanam di pinggir jalan. Pohon ini pertumbuhannya termasuk cepat, namun batangnya mudah rapuh. Akarnya merambat keluar, sehingga bisa merusak jalan.
Sabdi mengatakan, petugas disperkim sudah melakukan penyisiran ke jalan-jalan Kota Sampit untuk melakukan penebangan pohon. Diantaranya, Jalan HM Arsyad, Jalan S. Parman, Jalan Haji Imran, dan Jalan Pelita.
“Yang belum kita susuri itu di Jalan Muchran Ali, Jalan Sampoerna, Jalan Crisopel Mihing, dan jalan sekitar wilayah Baamang itu belum semua,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radar Sampit, empat personel kepolisian juga turut mengamankan dan menertibkan jalur lalu lintas yang berada di simpang empat Jalan HM Arsyad dan Jalan MT Haryono.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kotim AKP Yudha Setiawan langsung mengerahkan personel kepolisian untuk mengamankan lalu lintas, karena ada pekerjaan penebangan pohon yang dilakukan disperkim.
“Kami mendapatkan informasi ada penebangan pohon sedang dilakukan di jalan yang padat lalu lintas, maka anggota satlantas segera langsung turun untuk mengamankan jalan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika ada masyarakat sebagai pengguna jalan melintas di situ,” ujarnya. (hgn/yit)