SAMPIT – Pedagang buah di bahu Jalan Tjilik Riwut dekat bundaran Desmon Ali resah. Pasalnya, saat ini mereka terancam digusur akibat pelebaran Jalan Tjilik Riwut. Mereka pun kini hanya pasrah seraya menunggu pelebaran menyentuh tempat mereka berjualan.
Yanti salah seorang pedagang saat ditemui Radar Sampit mengaku sudah tiga tahun berdagang buah di lokasi tersebut. Soal pelebaran jalan, ia merasa tidak ada informasi dan perintah pindah sebelumnya dari pihak terkait.
”Mendadak, t idak dikabari,” ujarnya, Kamis (20/12)
Yanti mengaku belum tahu akan pindah ke mana. Dirinya juga tidak tahu menahu soal proyek pelebaran jalan yang baru mulai dilaksanakan tersebut.
“Sebenarnya kami berharap solusinya seperti apa. Sehingga kami ada persiapan cari tempat. Kalau seperti ini pasrah saja. Kalau memang tergusur,”pungkasnya.
Ia mengatakan sementara akan tetap di lokasi yang sama sampai dapat tempat. Sambil berharap mendapatkan tempat berusaha sesuai direkomendasikan pemerintah.
Yanti menuturkan di tempatnya berjualan belum ada warung-warung buah. Sehingga menurutnya sangat strategis baginya untuk berjualan di kawasan itu. Namun jika dipaksa pindah dirinya mengaku tak bisa bernuat banyak.
Fajar Apriono, Pelaksana Proyek Pelebaran Jalan Tjilik Riwut memastikan bangunan liar nantinya akan ditertibkan. Pihaknya pun lebih dulu sudah menaruh material, dengan harapan agar para pedagang mengerti dan mencari tempat berjualan yang lain.
“Makanya material saya drop tujuannya untuk sosialisasi,” ujarnya.
Dikatakan Fajar para pedagang semua sudah menyadari. Bahkan menurutnya keberadaan kios yang dibangun pedagang pun tak berizin.
”Tidak bisa, mau di seberang jalan pun juga nanti ada pelebaran,” tambahnya.
Menurut Fajar perlu kesadaran pedagang agar mencari lokasi berjualan lain. Pihaknya juga sudah cukup toleran dengan menyisakan celah dalam menumpuk material sehingga pembeli masih bisa lewat.
Menurut Fajar sejauh ini komunikasi dengan pedagang tidak ada masalah. Pihak pengelola proyek pun memaklumi pedagang yang juga mencari rezeki.
Untuk diketahui pelebaran Jalan Tjilik Riwut mulai dikerjakan. Proyek tahun jamak ini melanjutkan pelebaran yang sebelumnya dilakukan di Jalan Tjilik Riwut depan Stadion 29 Nopember Sampit. Targetnya 2020 nanti jalan sudah dapat fungsional.
Pedagang Mangkikit Minta Data Pemesan Tempat
Lain dengan pedagang buah di Tjilik Riwut, pedagang Pasar Mangkikit melalui pengurusnya meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) memberikan data para pemesan tempat di bangunan baru. Hal itu dikatakan Ferli, salah satu sekretaris PPPM yang mewakili suara para pedagang pasar tersebut.
Menurut Sekretaris Pengurus Pasar Mangkikit Ferli, hingga kini pihaknya belum mengantungi data-data siapa saja yang sudah melakukan pemesanan kios sekaligus yang sudah membayar uang muka. Data tersebut, kata dia, sebagai acuan pedagang agar tidak timbul kesalahpamaham di kemudian hari.
"Datanya sebagai acuan pengurus pasar, untuk mengatur ketertiban ketika pembagian tempat dilakukan. Sekaligus sebagai upaya kami agar tidak timbul data ganda pemesan kios," ujarnya, Kamis (20/12).
Sementara itu, salah satu pedagang Psar Mangkikit yang kini berjualan di Pasar Subuh, Andri, mengatakan bahwa pihak keluarganya sudah menesan kios di bakal bangunan baru itu atas namanya. Namun, hingga kini belum ada pemberitahuan di mana posisi tempat yang dipesannya.
"Sebetulnya enggak ada masalah sih dengan diberitahukan atau tidak soal pemesanan itu. Tapi yang pedagang khawatirkan itu ada data pemesan ganda ketika pembagian tempat dilakukan. Nah, transparansi data pemesan dari dinas itu yang bisa jadi acuan kami," ungkapnya.
Belum ada keterangan dari Pihak Disdagperin Kotim untuk menjawab permintaan pedagang tersebut. Namun sebelumnya, Kadisdagperin, Redy Setiawan mengaku bakal melakukan transparansi apapun jika menyinggun soal Pasar Mangkikit.
Redy juga mengatakan akan mengawal terus hingga proses pembagian dilakukan. Pihaknya juga mendesak PT Heral Eranio Jaya selaku pengembang untuk segera dapat memutuskan kesepakatan harga, agar tak terjadi singgungan dengan para pedagang.
"Sudah saya bicarakan dalam rapat internal dinas untuk meminta agar pengembang segera melakukan pertemuan dengan pedagang terkait kesepakatan harga. Soal pembagian tempat juga sudah saya upayakan akan terkawal dan saya pastikan aman dan tidak ada yang ditutup-tutupi," tandasnya. (rm-96/ron/oes)