SAMPIT – Malam pergantian tahun 2018 ke tahun 2019, tinggal hitungan hari. Salah satu yang menandainya, yakni mulai ramainya para pengecer terompet, yang sebagian besar dibuat dari bahan kertas berwarna-warni, dengan beragam bentuk.
Pantauan Radar Sampit kemarin, sejumlah pedagang eceran terompet mulai menempati beberapa titik di dalam Kota Sampit. Mereka muncul bak jamur di musim hujan, dengan menawarkan barang dagangannya tersebut, kepada para pengguna jalan yang melintas.
Selain itu, harganya pun bervariasi. Seperti diungkapkan Hizrah, salah satu pedagang terompet yang ada di Jalan HM Arsyad Sampit, yang mengaku baru 3 hari berjualan terompet, “kebetulan kita ada tempat, kita hanya menjualkan saja” ujarnya.
Pria ini mengaku, selama tiga hari berjualan baru ada beberapa pembeli saja. “Belum banyak, ramainya nanti pas malam tahun baru” tambahnya. Harga terompet yang ia jual berkisar Rp.10 – Rp 35 ribu.
Pedagang lain yang ditemui bernama Ari, dan baru empat hari berjualan terompet di Jalan S Parman ini, mengaku mengambil terompet dari agen sekaligus keponakannya sendiri. “Dulu saya buat sendiri, sekarang sudah tidak kuat duduk kelamaan. Proses pembuatannya kan lumayan lama” tuturnya.
Selama 4 hari menggelar dagangannya, Ari mengaku sudah lebih dari 50 terompet yang terjual. Lokasi tempat ia berdagang termasuk strategis, dekat dengan taman kota.
Ditambahkannya, awal berjualan terompet ia ambil dari agen sebanyak 300 buah, berbagai model. Dan paling banyak yang harganya kisaran Rp 10 ribu per satuan.
Pria 30 tahun ini yakin, dua atau tiga hari sebelum malam tahun baru, dagangannya itu akan ramai pembeli. Dan pelanggannya juga ada yang berasal dari warga di areal perkebunan sawit.
”Ada pelanggan yang ngambil dan dijual lagi ke daerah sawit. Jadi keuntungan berjualan terompet ini tidak menentu. ”Kalau satuan yang biasa saya jual Rp10 ribu. Kalau beli dua , saya kasih potongan, jadi Rp 15ribu,”tandasnya. (rm-96/gus)