KOTAWARINGIN LAMA – Sebuah getek penyeberangan di Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) karam setelah menyenggol kayu di jalur penyeberangan bajir di kilometer 35 jalur antar kota antar provinsi itu, Senin (24/12) sekitar pukul 13.00 WIB. Taka da korban jiwa dalam kejadian ini.
Penumpang perahu getek atau klotok yang terdiri dari dua orang dewasa dan dua balita serta satu buah kendaraan roda dua selamat meski barang-barang bawaan mereka harus basah akibat terendam air.
Insiden yang dialami getek yang motorisi Karni (20) terjadi di sekitar muara jembatan layang Masorayan. Menurut sang motoris nahas itu, setelah geteknya membentur kayu bekas pagar kandang sapi yang masih tertancap di jalur penyebrangan, seketika geteknya bocor dan Karni reflek mematikan mesin perahu dan mengarahkannya ketepian untuk menyelamatkan penumpangnya yang masih balita.
“Getek saya membawa satu buah sepeda motor dan empat orang penumpang terdiri dari satu orang tentara dan satu ibu beserta dua anaknya yang masih kecil. Setelah perahu sampai ke tepi saya langsung mengamankan satu orang anak dan om itu (tentara) mengamankan satu orang anak lainnya, yang baru berusia beberapa bulan,” tutur Karni di sela-sela dirinya menunggu perbaikan sepeda motor dinas TNI di salah satu bengkel yang ada di Kecamatan Kolam.
Kedalaman air di TKP saat itu sekitar 1,5 meter sehingga kaki masih bisa menginjak tanah. Kejadian itu baru pertama kali dialami selama dirinya menjalankan perahu getek. Sebagai tanggungjawabnya Karni menanggung biaya perbaikan sepeda motor penumpangnya itu.
“Pagar itu tidak kelihatan dan selama ini setiap hari melintasi tempat itu mungkin karena air mulai surut, keberadaannya mulai mendekati permukaan air,” kata Karni.
Ia juga menyebutkan bahwa pada dasarnya penumpangnya hanya sepeda motor dan anggota Koramil 1014-10/Balai Riam. Sedangkan ibu beserta dua anak tersebut dititipkan dari penumpang travel dari Pangkalan Bun ke Kolam.
Terpisah Serda Mis’an membenarkan musibah yang dialaminya saat menggunakan transportasi air tersebut. Namun dirinya tetap bersyukur tidak ada korban jiwa meski dia harus kehilangan sepatu dan telephon genggamnya terendam air.
“Kita dalam perjalanan dari Pangkalan Bun menuju tempat tugas. Ditengah perjalanan saat naik getek perahunya membentur kayu dan bocor, setelah perahu itu ketepi dan mulai dipenuhi air, saya berusaha menyelamatkan dua anak yang masih kecil-kecil itu,” tuturnya dengan pakaian lorengnya yang basah kuyup.
Untuk melanjutkan perjalanan sampai ke pangkalan getek ke arah Kolam, tambah Mis’an, dia beserta penumpang dan matoris getek harus menunggu sekitar 20 menit untuk menumpang getek lain yang melintas dan saat hujan mereka berteduh di bawah jembatan Masorayan.
Sampai berita ini ditulis ibu dan dua anaknya yang menjadi korban insiden ini tidak sempat dikonfirmasi karena langsung melanjutkan perjalannya ke salah satu perumahan di perkebunan kelapa sawit di wilayah Kecamatan Kotawaringin Lama.(gst/sla)