SAMPIT— Masyarakat Kotawaringin Timur diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah dengue (DBD). Terutama di permukiman di sekitar wilayah perkebunan. Pasalnya, warga permukiman sekitar perkebunan berpotensi terjangkit lebih cepat dibanding wilayah wilayah desa.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Faisal Novendra Cahyanto. Ia menjelaskan, penyebaran DBD ini terbilang cepat jika di wilayah perkebunan, sebab masyarakat hanya tinggal di satu titik permukiman, tidak terpisah-pisah, seperti halnya di desa. Sehingga jika satu orang terdampak DBD yang lainnya berpotensi besar terjangkiti.
“Kalau desa kan warga masyarakatnya cukup jauh jarak tempat tinggalnya, bahkan antardesa juga jauh jaraknya, sehingga penyebarannya lambat. Terkecuali di wilayah kota, pendudukanya padat sehingga penyebaran penyakitnya juga cepat,” jelas Faisal.
Demikian dengan daerah yang endemis dan sering terjadi kasus DBD, juga harus waspada. Untuk itu tenaga medis yang ada di perkebunan harus siaga. Jika memang tidak mampu ditangani di perkebunan segera langsung dirujuk ke rumah sakit.
“DBD ini harus cepat ditangani, jika tidak dapat merenggut nyawa. Untuk itu orang tua juga harus ekstra mengawasi anaknya, jika memang ciri-ciri DBD segara lakukan perawatan,” ujarnya.
Pada 2018 ini jumlah kasus DBD memang berkurang dibandingkan tahun sebelumnya, namun tingkat kematiannya cukup tinggi. Hal ini salah satu faktornya karena lambannya penanganan medis dilakukan. Sehingga perlu pencegahan sebaik mungkin, dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). (dc/oes)