SAMPIT –Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kotim akan segera menindaklanjuti bangunan Pasar Pelangsian yang roboh akibat diterjang angin puting beliung Minggu (30/12) lalu.
”Senin, kami bersama tim aset Kotim akan meninjau dan menilai kerugian robohnya bangunan. Beberapa hari lalu saya juga sudah mengecek ke lokasi. Memang kondisi bangunan hancur total dan sulit dilakukan perbaikan karena semua penopang pondasi roboh,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotim, Redy Setiawan, Minggu (6/1).
Dari hasil observasi terakhir, lanjut Redy, kemungkinan bangunan sudah tidak bisa diselamatkan dan harus dibangun ulang. ”Itu tidak mungkin lagi diperbaiki dan kemungkinan akan dibongkar dan dibangun baru lagi,” ujarnya.
Redy mengatakan, tujuh pedagang yang menempati bangunan pasar tersebut tidak perlu khawatir tidak memiliki lapak, karena pihaknya sudah mencarikan tempat di sekitar lokasi Pasar Pelangsian.
”Para pedagang sudah dalam kondisi aman dan tetap bisa membuka lapak dagangannya. Pada Minggu, pedagang sudah mulai berjualan kembali,” ujarnya.
Seperti diberitakan, bangunan Pasar Pelangsian berukuran 12x8 meter roboh akibat angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa, namun bangunan roboh dan tidak bisa dipertahankan. Sebagian pedagang dan warga sekitar sempat panik.
Ketua Pengelola Pasar Marbu mengatakan, sebelum bangunan pasar roboh, dia sudah curiga bangunan paling pojok kiri di pasar itu akan roboh. Para pedagang yang membuka lapak dagangannya diminta bergegas pindah atau keluar dari bangunan karena kondisi bangunan sudah miring.
Sekretaris Disperdagin Kotim H Zulhaidir mengatakan, bangunan Pasar Pelangsian terdiri dari lima bangunan yang berbahan kayu ulin dan dibangun sekitar tahun 2014 menggunakan dana APBD. Bangunan yang roboh merupakan bangunan pertama. Satu bangunan yang berada di pojok kanan pintu masuk pasar dengan atap berwarna hijau merupakan bangunan yang berasal dari dana Kementerian Koperasi dengan menghabiskan biaya sebesar 1 miliar. (hgn/ign)