SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 30 Januari 2019 20:01
Kecewa Berkepanjangan..Sejumlah Pedagang Pasar Mangkikit Ogah Pindah
Bangunan Pasar Mangkikit yang tak kunjung jadi di Jalan Pangeran Antasari Sampit.(DOK.RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Sejumlah pedagang mengaku enggan untuk pindah ke bangunan pasar Mangkikit yang baru. Pasalnya, pedagang diminta menebus kios dengan harga Rp 80 juta hingga Rp 150 juta. Hal itu dianggap memberatkan, apalagi penghasilan pedagang tidak menentu.

Selain enggan menebus, pedagang juga mengaku kecewa terhadap konsep Pasar Mangkikit yang dibuat bersekat-sekat, tidak seperti pasar pada umumnya.

Kama, pedagang Pasar Mangikit, mengaku tidak akan menebus kios di bangunan baru, Jalan Antasari. Dia dan para pedagang lainnya tidak sepakat dengan konsep Pasar Mangkikit yang dibuat bersekat-sekat. Dia khawatir usahanya merugi jika mendapatkan lokasi di dalam. Gulung tikar pun sudah terbayang di benaknya.

”Ngapain saya nebus? Kalau saya nebus, kita juga enggak tahu ditempatkan dimana karena harus melalui proses undian,” ujar Kama.

Kama juga menyebut tidak ada pedagang yang mau berjualan di belakang dengan konsep bersekat. Pasar dengan sekat-sekat hanya cocok untuk pedagang pakaian, aksesoris, dan kosmetik. Karena itu, dia sebagai pedagang sembako mengaku enggan menempati bangunan baru.

”Pedagang juga pasti mikir untuk nebus,” ujar Kama.

Marsiah yang juga pedagang Pasar Mangkikit mengaku keberatan pindah ke bangunan baru yang bersekat-sekat, apalagi harus menebus ratusan juta rupiah. Hasil jualan sayur dengan keuntungan kecil tidak sepadan dengan harga lapak.  

”Kecuali sekat itu dibongkar, kemungkinan pedagang banyak yang mau. Saya juga bisa berpikir untuk nekat menebus,” ujar Marsiah.

Santi, pedagang Pasar Mangkikit, menuturkan bahwa pembangunan tidak sesuai dengan rencana awal dan sangat memberatkan pedagang.

“Kami di sini sebenarnya sementara saja, sampai bangunan itu jadi.  Tetapi melihat pembangunan itu tidak sesuai rencana awal, pedagang yang kurang lebih mencapai 400 pedagang di sini juga berpikir buat menebus,” kata Santi.

Dia menganggap pemerintah setengah hati membantu pedagang. Pedagang dihadapkan dengan pengembang besar yang berorientasi profit. Akhirnya pedagang memilih menetap di lahan Kodim 1015 Sampit dengan cara menyewa.

”Pemerintah bagus punya niatan untuk membangun dan kami senang dan ikhlas ditarik retribusi. Tetapi kalau pembangunannya tidak efektif dan tidak sesuai dengan rencana awal, siapa yang tidak kecewa?” tanyanya. (hgn/yit)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers