SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan gerakan satu rumah satu pemantau jentik (Jumantik). Hal itu untuk mencegah meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) dan mencegah kejadian luar biasa (KLB) DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahnyanto mengatakan, berdasarkan Surat Edaran Bupati Kotim untuk melaksanakan gerakan Jumantik, setiap rumah diharapkan aktif melakukan pemantauan jentik di rumahnya. Selain itu, aktif melakukan gerakan bersama pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
”Ajak anggota keluarga untuk peduli dengan pencegahan DBD, sebab jika satu orang terdampak maka kemungkinan yang lain akan tertular sangat tinggi, sehingga seluruh keluarga harus peduli,” tegas Faisal, Selasa (5/2).
Dia meminta warga melakukan pola 3M Plus, dengan menguras bak mandi, bak WC, dan tempat penampungan air lainnya minimal seminggu sekali. Kemudian, menutup rapat tempat penampungan air yang tidak dikuras, seperti tangki air, tempayan, drum, dan tempat air lainnya.
Kemudian, tidak membiarkan barang-barang bekas, seperti ban, kaleng, botol, gelas air mineral, ember, dan plastik yang dapat menampung air, sehingga menjadi sarang nyamuk berserakan di lingkungan rumah.
”Upaya kepedulian tersebut harus dilakukan bersama. Sebab, lebih baik mencegah daripada harus mengobati,” ujarnya.
Hingga Minggu kedua Februari ini, tercatat jumlah penderita DBD di Kotim terus meningkat. Sebelumnya sebanyak 34 kasus, memasuki minggu kedua meningkat menjadi 66 kasus. Hal itu harus diwaspadai karena peningkatan kasus terus terjadi.
”Jika ada keluarga yang menunjukkan ciri-ciri menderita DBD, segera bawa ke pelayanan kesehatan, sebab penderita DBD harus cepat ditangani medis, jika tidak maka dapat merenggut nyawa,” pungkasnya. (dc/ign)