SAMPIT – Komoditi ikan ternyata menjadi salah satu komoditi penyumbang angka inflasi (kenaikan harga barang) di Kabupaten Kotawaringin Timur pada bulan April 2019 lalu. Hal dicatat dan dihitung oleh pihak Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.
Seperti diutarakan Pj Kasi Statistik Produksi BPS Kotim Rima Agustina, bahwa harga ikan saat ini masih relatif mahal dan menjadi faktor ke-3 terbesar dari mata rantai penyebab inflasi di Kotim. Selain faktor lainnya, yakni harga bawang merah, bawang putih dan tarif Trransportasi angkutan udara.
”Ini dari Index Harga Konsumen (IHK), jadi dari IHK itu ada beberapa komoditas ya, tapi dia punya persentase yang paling besar terhadap penyebab inflasi itu. Jadi sebenarnya selain yang paling besar yang disebutkan tadi, ada lagi komoditi lainnya yang menyebabkan inflasi,” jelasnya. Jum’at (17/5).
Rima melanjutkan, salah satu ikan yang turut andil menjadi penyebab inflasi di Kotim pada bulan April 2019 ini, adalah jenis Ikan Layang, atau masyarakat Kotim sering menyebutnya ikan Lajang, yakni sebesar 0,0792 persen. Dijelaskannya, salah satu faktor yang bisa menyebabkan harga ikan melambung tinggi, karena kekurangan pasokan ikan, sehingga tidak mampu mencukupi permintaan masyarakat yang semakin tinggi menjelang Ramadan tahun ini.
Pihaknya menilai, peran distibutor ikan sangatlah penting untuk terus menjaga ketersediaan stok ikan dalam daerah. Setidaknya hal itu bisa menjaga stabilitas harga normal pada komoditi ikan yang banyak di konsumsi masyarakat Kotim.
Ditambahkan Rima, Ikan Selar juga termasuk komoditas yang dicacah dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), termasuk Cumi-cumi dan Udang. Meskipun empat komoditi saat ini menjadi penyumbang inflasi di Kotim, namun menurutnya angka inflasi masih dirasa aman, karena belum mencapai 10 persen.
”Lokasi kami untuk surevi di lapangan ada beberapa tempat, selain pasar tradisional, ada supermarket, swalayan, dan para pedagang-pedagang besar di Kotim ini,” pungkas Rima. (rm-97/gus)