SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Jumat, 24 Mei 2019 15:07
Bisnis E-Commerce Terpukul Pembatasan Medsos
Salah satu toko online busana wanita di jalan Tatar, Sampit. Kamis (23/5)(DINTYA AYU PURIKA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Masyarakat merasa dirugikan dengan penutupan sejumlah fitur akun media sosial (medsos). Terutama warga yang menggantungkan hidup dari dunia maya.  

Pemerintah melakukan penutupan untuk menghindari beredarnya kabar hoax terkait unjuk rasa penolakan hasil Pemilu 2019 yang berlangsung di Jakarta. Dampaknya, banyak warga mengeluhkan penonaktifan sementara waktu beberapa fitur medsos. Transaksi jual-beli pedagang online atau bisnis e-commerce anjlok. Kebijakan yang diambil pemerintah ini sangat mengganggu transaksi bisnis.

Yuli, pemilik toko pakaian online di Jalan Tjilik Riwut Km. 02, Sampit, mengaku kesulitan mengunggah konten jualannya berupa busana wanita di instagram sejak 22 Mei.   

“Mulai terganggu sekitar pukul 11.00 siang, awalnya agak susah mau unggah beberapa barang jualan seperti baju, kaos, sepatu, tas, dan jilbab gitu. Hanya mutar-mutar lama sih lumayan, terus malam harinya itu agak mendingan, saya sekitar pukul 22.00 itu sudah bisa unggah beberapa foto barang jualan. Hari ini tadi, lumayan juga gak terganggu seperti kemarin,” ungkapnya, Kamis (23/5).

Sama halnya dengan Zanu, salah satu admin dan kasir toko pakaian online di Jalan Tatar, Sampit. Ia mengungkapkan,  Instagram dan Whatsapp adalah sarana promosi yang efektif untuk menjaring pelanggan melakukan pemesanan busana.  

“Awalnya mulai siang itu gangguan, sedangkan sarana buat jualan online kami hanya Whatsapp dan Instagram. Nah, tiap ada barang-barang baru yang datang, kami unggahnya di Instagram atau Whatsapp,” tutur Zanu.  

Bahkan saat kebijakan pembatasan media sosial dilakukan, sejumlah pelanggannya banyak yang kesulitan untuk melakukan keep pemesanan barang.   

“Pas mereka sebelum transfer uang, selalu memastikan barang yang mau dipesan lewat Whatsaap, mereka mengirim ulang foto pakaian atau sepatu dan sandal yang mau dibeli, nah pas mau kirim ulang foto itu yang gak bisa terkirim. Itulah yang menganggu transaksi jualan online kami. Setiap sudah mau keep barang, biasanya kan mereka lihat di Instagram dulu, barulah kalau sudah mau deal, kami arahkan lewat Whatsapp oleh admin kami,” ujarnya.  

Rata-rata pemesanan yang dilakukan tanggal 22 Mei, baru sampai ke kontak admin toko online tersebut, sehari setelah diberlakukannya kebijakan pembatasan media sosial tersebut.  

“Nah, hari ini tadi hampir rata-rata semua pesan Whatsapp yang kemarin mereka kirim ke admin kami, baru saja masuk pagi ini tadi. Ada sekitar 50 pesan lebih yang baru masuk dari pelanggan kami,” terangnya.  

Pihak toko online miliknya, juga sudah meminta maaf kepada pelanggan setianya atas gangguan pembatasan media sosial baru-baru ini. Ia berharap kondisi seperti ini cepat berakhir, supaya tidak mengganggu transaksi bisnis toko online.

“Kami tahunya kalau ada nonaktif media sosial sama Pemerintah itu lewat teman-teman kami di grup Whatsapp juga. Kami juga sempat minta maaf lewat status Whatsapp ke pelanggan online kami,” jelasnya. (rm-97/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers