SAMPIT–Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati Radar Sampit (PIKKA) kembali melanjutkan bakti sosial dengan memberikan bantuan sembako untuk beberapa warga kurang mampu di Kecamatan Baamang, Rabu (29/5). Bakti sosial tersebut dipimpin langsung oleh Siti Fauziah General Manager Radar Sampit.
Kondisi warga yang menjadi target kunjungan PIKKA sangat memprihatinkan. Ada yang dalam kondisi sakit ringan, hingga parah. Nenek Norma misalnya. Wanita berusia 53 tahun ini tinggal di Jalan Muchran Ali, Baamang Tengah. Dia hanya ditemani anak laki-lakinya yang tuna netra. Rumahnya pun hanya berukuran 4 meter x 6 meter saja, di gang kecil. Pekerjaannya serabutan.
”Ya, kadang nyuci, kadang bantu-bantu di rumah orang. Kalau enggak ada kerja, ya di rumah saja, ada anak satu, tapi buta matanya,” ungkapnya, Rabu (29/5).
Tak hanya nenek Norma yang mendapatkan bantuan, Bunga gadis remaja usia 10 tahun yang sedang sakit akibat tertimpa pecahan kaca beberapa waktu lalu juga mendapatkan bantuan semabako dari PIKKA. Ia juga tinggal di sekitar Baamang Tengah.
Yuni menuturkan, Bunga sudah cukup lama sakit. Bocah 10 tahun ini kakinya tertimpa pecahan kaca jendela di rumahnya hingga tembus pembuluh darah, “Kalau bapaknya sih kerja buruh bangunan, nah yang kena kaki kiri, syarafnya kata dokter kena. Kata dokter harus berobat ke Surabaya, jauh kan ke Rumah Sakit Dr Sutomo sana,” terang Yuni.
Yuni mengaku pernah mendapatkan bantuan dari dana BOS Peduli untuk dilakukan operasi ke Banjarmasin. “Sekolah anak saya ngasih bantuan, ada anak-anak yang mengumpulkan dana,” tuturnya.
Selain Bunga dan Norma, Sriwati yang tinggal di Gang Mandiri, Baamang Tengah, juga menjadi target kunjungan PIKKA. Perempuan berusia 40 tahun ini mendapatkan bantuan sembako. Dengan senyum sumringah ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada PIKKA.
Perjalanan pun berlanjut ke Arbatina. Dia tinggal sendiri di sebuah rumah Jalan Muchran Ali. Sehari-hari menjadi buruh cuci piring di sebuah rumah makan. Ia juga punya dua anak, namun beda tempat tinggal.
Tak hanya wilayah Jalan Muchran Ali saja yang mendapatkan bantuan, di wilayah Tidar ada pula wanita paruh baya yang memiliki banyak anak, namun kondisi ekonominya lemah. Purwati, namanya. Ia dan keluarga kecilnya tinggal di lahan kosong depan sebuah pemakaman umum Jalan Tidar 4. Purwati yang sehari-hari hanya mengumpulkan barang bekas untuk dijual.
Warga yang mendapatkan bantuan dari PIKKA Radar Sampit lainnya ialah Wahyudi, laki-laki berusia 35 tahun yang lumpuh total. Ia dan istrinya, Neneng, bermukim di perkampungan belakang Bandara H. Asan Sampit. Ia tinggal bersama dua orang anaknya.
“Terakhir berobat medis sekitar satu tahun lalu, kalau sekarang hanya pengobatan pijit saja. Lumpuh pas kecelakaan kerja zaman dulu, jatuh dari atas kena tulang belakang,” kata Wahyudi. (rm-97/yit)