PANGKALAN LADA – Sedikitnya lima hektare lahan pertanian padi di Desa Pangkalan Dewa, Kecamatan Pangkalan Lada terancam rusak dan tak menghasilkan panen layak akibat terjangan banjir pada Sabtu (8/6) lalu.
Banjir terjadi akibat luapan sungai irigasi yang tak mampu menampung tingginya debit air akibat hujan lebat yang mengguyur kawasan Pangkalan Lada dan sekitarnya. Akibat luapan itu sebagian besar tanaman padi milik petani setempat roboh dan terendam air pada bagian malai yang telah berisi bulir-bulir padi yang tidak lama lagi siap untuk dipanen.
Potensi kerugian dan rusaknya bulir-bulir padi akibat rendaman air sangat mungkin terjadi. Selain itu dengan kondisi tanaman padi yang roboh, juga akan menyulitkan ketika dipanen.
Muhammad Tolkah, salah seorang petani mengungkapkan bahwa sungai meluap akibat tak mampu lagi menampung tingginya debit air hujan. Ditambah lagi sebagian besar aliran pembuangan air dari masyarakat juga bermuara ke sungai tersebut.
“Sekitar 70 persen aliran pembuangan air hujan dari perkampungan juga mengarah ke sungai irigasi itu. Akibatnya saat hujan deras, sungai tak mampu lagi menampung,” ungkapnya.
Menurutnya, selama ini warga hanya bisa melakukan perbaikan seadanya mengingat minimnya dana yang mereka miliki. Pihaknya berharap pemerintah bisa meninjau lokasi dan memberikan solusi agar kejadian tersebut tidak terulang.
“Normalisasi sungai sangat kami butuhkan agar kejadian tersebut tidak terulang ketika musim hujan tiba. Karena pertanian padi merupakan salah satu bagian dari usaha kami untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” harapnya. (sla)