TAMIANG LAYANG - Guna mencegah terjadinya kasus stunting di daerah, diharapkan adanya perhatian serius dari pemerintah setempat melalui dinas teknis dan pihak terkait untuk memprogramkan pemberian gizi tambahan bagi anak.
Tahun depan, Kabupaten Bartim akan menjadi prioritas penanganan stunting dari 160 daerah kabupaten/kota yang menjadi prioritas penanganan merupakan daerah dengan kasus stunting tertinggi.
"Kabupaten Barito Timur mendapat mendapat penanganan stunting pada tahun 2020. setiap daerah sebenarnya ada stunting. Tetapi, pemerintah memberi perhatian lebih kepada daerah-daerah yang memiliki angka stunting tertinggi," kata Wakil Ketua DPRD Bartim Raran, Senin (15/7) saat membeberkan hasil kunjungan kerja keKalimantan Timur pekan lalu.
Dalam penanggulangan stunting DPRD secara kelembagaan berharap kepada Kemenkes dan sektoral yang terlibat, terutama peran pemerintah daerah (pemda) dalam mendorong posyandu agar dapat memberikan panduan mengenai gizi seimbang kepada masyarakat.
"Melalui adanya program perbaikan gizi dan intervensi gizi spesifik yang dilakukan sektor kesehatan tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa ada intervensi sensitif dari sektor nonkesehatan," tuturnya.
Raran mencontohkan, peningkatan produksi pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi di rumah tangga, juga perlindungan sosial untuk pengentasan masyarakat dari kemiskinan melalui program keluarga harapan. Selain itu, program nasional pemberdayaan masyarakat, persediaan air bersih dan sanitasi, serta program pemberdayaan perempuan.
”Kita optimis dengan adanya perbaikan gizi, khususnya untuk penurunan stunting, menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi pemerintah,” pungkas Raran.(apr/oes)