SAMPIT-- Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih banyak yang bergantung dengan sumber daya alam (SDA). Salah satunya komoditas rotan, yang masih jadi sumber penghidupan sebagian masyarakat. Pemkab Kotim pun terus berupaya membantu peningkatan harga jual rotan di tingkat petani.
Bupati Kotim Supian Hadi menyatakan, produksi olahan rotan ini terus didorong untuk ditingkatkan. Tujuannya agar bisa diolah menjadi berbagai bahan, seperti kursi, meja, lemari, tempat sampah dan lainnya. Menurutnya pemerintah juga terus berupaya membeli produk olahan dari rotan untuk mengganti peralatan kantor.
”Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan harga rotan di tingkat petani, dan di tingkat pengrajin, sehingga pemerintah dapat membantu para petani rotan. Terlebih dengan adanya larangan ekspor saat ini, cukup membuat harga rotan anjlok di tingkat petani," ujarnya.
Supian juga mengatakan, hasil rotan dari Kotim merupakan yang terbanyak Se Kalteng, sehingga dengan adanya larangan ekspor rotan membuat harga rotan turun, membuat petani merugi. Menurutnya, jika hanya untuk memenuhi kebutuhan rotan dalam negeri saja, maka pasokan rotan dari Kotim akan berlebihan, sehingga perlu dibuat jadi bahan setengah jadi.
”Saat ini pemerintah terus berupaya berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait aturan larangan eskpor rotan ke luar negeri. Kita meminta pemerintah meninjau ulang terkait aturan tersebut, sebab cukup merugikan masyarakat yang bergantung hidup dari penghasilan rotan," pungkasnya.
Ditambahkan Supian, dengan kondisi demikian sejumlah masyarakat Kotim, yang merupakan petani rotan saat ini berpindah menjadi buruh pekerja perkebunan kelapa sawit, karena hasil rotan belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga. (dc/gus)