Aktivitas wisata di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) sejauh ini belum ditutup karena jalur Sungai Sekonyer yang banyak dimanfaatkan oleh para wisatawan belum terdampak.
SULISTYO, Pangkalan Bun
Hampir sebulan belakangan notifikasi (pemberitahuan) di surat elektronik (Surel), selalu membuat cemas pengelola Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang berkantor pusat di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Bagaimana tidak tatkala notifikasi muncul, maka biasanya yang masuk adalah kabar bertambahnya titik - titik api baru. Tidak hanya sekali bahkan tiga kali sehari pemberitahuan itu bisa masuk.
Kabar-kabar itu lantas membuat gugup petugas karena meningkatnya luas dan intensitas kebakaran hutan yang terjadi di kawasan TNTP tidak sebanding dengan ketersediaan tenaga manusia, akses, logistik, dan sumber daya air yang penting untuk memadamkan api.
Hingga hari ini pun, Satgas TNTP masih terus berjibaku dengan api dan belum menunjukan tanda - tanda akan berakhir, tidak memandang institusi dari mana, baik BPBD Kobar, TNTP, Manggala Agni, BKSDA, TNI-Polri, dan Damkar Kota, bahkan relawan petempur api dan media massa di Kobar silih berganti mengambil peranan di belakang selang panjang dan mengarahkan nozel ke titik api.
Tidak mengenal waktu, semangat masih terpatri kuat di dalam setiap jiwa Satgas, ketika persediaan air mulai menipis, maka taruhannya adalah tenaga ekstra karena harus membuat sekat bakar, dan pemadaman dengan pola gopyok.
“Hingga saat ini api belum menunjukan tanda - tanda padam, padahal semua unsur yang terlibat tidak mengenal waktu, bahkan tenaga hampir tercurah habis,” kata Humas dan Penyaji Data Balai TNTP Evan Ekananda, Selasa (17/9).
Dampak El Nino yang merupakan siklus lima tahunan tersebut mengakibatkan pembentukan awan hujan menjadi terhambat, dan diperparah dengan aktivitas pemanfaatan hutan dan lahan untuk berburu, berkebun, dan bermukim yang tidak bijak dalam memanfaatkan api.
Sejauh ini total luasan lahan terbakar di kawasan TNTP yang berhasil ditangani sekitar 760 hektare. Kebakaran itu juga sudah menyebar di 7 resort pada tiga pengelolaan TNTP, yaitu STPN Wilayah I Pembuang Hulu, STPN Wilayah II Kuala Pembuang, dan SPTN Wilayah III Tanjung Harapan, Kecamatan Kumai.
“Dengan kondisi cuaca terkini, luas wilayah yang terbakar kemungkinan bisa meningkat mengingat arah dan kecepatan angin fluktuatif, dan tingginya tingkat kekeringan di permukaan,” tandas Kepala Balai TNTP, Helmi.
Ketidakpastian terhadap kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran tidak hanya personil Satgas Karhutla tetapi juga kondisi kehidupan liar satwa yang ada di dalam hutan. (sla)