PANGKALAN BUN - Guna mengantisipasi banjir yang terjadi pada saat musim penghujan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Pemerintah Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membuat ratusan biopori.
Pembuatan biopori dilakukan di 100 titik, khususnya di wilayah yang selama ini menjadi langganan banjir saat hujan mengguyur Kota Pangkalan Bun.
Lurah Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Rangga Lesmana mengatakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui DLH, dan Kelurahan Raja melaksanakan kegiatan penanggulangan banjir di kawasan pemukiman yang rentan terendam saat curah hujan tinggi.
Selain normalisasi drainase langkah lain untuk penanganan banjir dilakukan menggunakan biopori. Menurutnya biopori merupakan solusi yang sangat ideal untuk mempercepat resapan air dan bisa menjadi media menjaga volume air tanah.
“Sosialisasi kepada warga sudah dilaksanakan dan warga menyambut baik program pemerintah daerah itu,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/9).
Ia menjelaskan bahwa sementara ini biopori akan dibangun di halaman - halaman rumah warga, yang tersebar di tiga RT di Kelurahan Raja dengan jumlah biopori mencapai 100 buah.
Disebutkannya, tiga RT yang selama ini dinilai rawan banjir berada di RT 17 dengan biopori yang akan dibangun sebanyak 40 titik, RT 15 sebanyak 30 titik, dan RT 14 sebanyak 30 titik.
Kemudian kata Rangga, biopori itu dibuat dengan media pipa 4 inch yang akan ditanam dalam tanah. Ia mengakui bahwa metode itu mengadopsi biopori yang telah diterapkan oleh Kelurahan Purwantoro di Kota Malang.
“Karena sudah berhasil diterapkan di Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang sehingga kita coba lakukan hal yang sama di Kelurahan Raja,” pungkasnya. (tyo/sla)