PANGKALAN BUN – Lomba dayung perahu tradisional sebagai rangkaian Festival Batang Arut peringatan HUT Kobar ke-60 berlangsung di Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan berlangsung meriah.
Sejak pagi hari, masyarakat Kelurahan Raja Seberang, Mendawai Seberang, Kelurahan Raja, dan Mendawai dan Pangkalan Bun sudah memadati jembatan titian ulin di empat kelurahan tersebut.
Warga datang untuk memberikan semangat kepada tim jagoannya, bahkan mereka nekat turun ke lanting jamban, dan berteriak memberikan semangat tim yang didukungnya. Teriakan mereka makin kencang saat mendekati garis finish.
Seperti saat tim dari Kelurahan Raja Seberang melawan tim dari Pulau Desa Sulung yang terkenal kuat. Teriakan ibu - ibu semakin histeris, karena kedua tim bersaing ketat sejak garis start. Bahkan ketika Raja Seberang memimpin, namun berhasil disusul dan masuk garis finish bersamaan.
Kamera juri yang dipasang menunjukkan bahwa tim Pulau Desa Sulung lebih dulu masuk garis finish, tetapi kamera di seberangnya menunjukan tim Raja Seberang yang masuk terlebih dahulu.
Kejadian ini sempat memicu protes dari kubu Raja Seberang, karena panitia memutuskan tim Pulau yang menang. Namun protes dan keinginan tim Raja Seberang untuk adu ulang ditolak oleh tim Pulau yang berdasarkan informasi mengancam akan WO dan tidak melanjutkan pertandingan.
Lomba dayung yang terbagi dalam dua kategori, yakni kelas perahu panjang dengan delapan pedayung dan satu pemberi aba - aba, serta perahu pendek dengan dua pedayung itu berlangsung hingga sore hari.
Dalam lomba dayung tersebut juga sempat terjadi kepanikan akibat salah seorang anggota tim dayung dari Kelurahan Baru tak sadarkan diri. Beruntung langsung mendapat pertolongan dari tim medis.
Dalam perlombaan dayung tradisional perahu pendek juga tak kalah seru. Bahkan ada dua perahu yang melaju berhimpitan kemudian saling berbenturan dan saat mendekati finis langsung karam.
Lurah Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, Rangga Lesmana mengatakan bahwa lomba dayung tradisional yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kobar ke-60 diikuti oleh 21 tim untuk perahu panjang, dan 64 tim untuk perahu pendek.
Peserta lomba dayung tradisional tersebut memperebutkan hadiah uang pembinaan yang totalnya mencapai Rp10 juta, dan plakat.
Ia berharap lomba dayung tradisional ini kedepannya dapat memberikan semangat bagi para pedayung lokal, karena sampai saat ini terhitung 10 tahun belum pernah terlaksana, sehingga regenerasi atlit dayung bisa terus bermunculan di Kotawaringin Barat.
“Lomba ini juga sebagai media untuk wisata dan melestarikan kearifan lokal bantaran sungai Kota Pangkalan Bun,” pungkasnya. (tyo/sla)