PANGKALAN BUN – Puluhan perahu hias melintasi Sungai Arut, Kota Pangkalan Bun. Perahu dengan aneka model hiasan mengikuti lomba yang diadakan Pemkab Kobar untuk menyemarakkan HUT Kobar ke-60.
Sebanyak 32 perahu hias, baik dari instansi pemerintahan maupun dari sejumlah kelurahan bantaran sungai menyusuri Sungai Arut yang dimulai dari Pelabuhan Korindo hingga mencapai garis finish di jembatan Kelurahan Baru.
Perahu hias yang didominasi ornamen warna kuning dan hijau itu menampilkan berbagai tema menarik seperti perahu naga, perahu rakit bambu, perahu lanting, rumah Betang, dan berbagai tema lainnya. Hal itu dinilai sangat mewakili keberagaman adat dan budaya Kobar. Apalagi sejumlah perahu menyertakan tarian pesisir dan tarian Dayak pedalaman, bahkan ada juga perahu pemadam dengan simulasi semprotan air yang menggambarkan saat menangani kebakaran.
Bagi masyarakat Kota Pangkalan Bun, berbagai suguhan acara dalam rangkaian Festival Batang Arut ini menjadi salah satu hiburan murah meriah. Terbukti sejak rangkaian Festival yang dipusatkan di Sungai Arut tersebut, selalu mengundang perhatian seluruh lapisan masyarakat yang memenuhi jembatan titian bantaran sungai.
“Kita patut apresiasi upaya dari pemerintah daerah untuk menghidupkan kegiatan di bantaran Sungai Arut. Saya melihatnya ini bagian dari upaya Pemkab untuk mengembalikan kejayaan Sungai Arut,” kata Mahyudin Nur, salah seorang warga bantaran sungai di Kelurahan Raja, usai menyaksikan parade perahu hias, Minggu (6/10).
Sementara itu Bupati Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah dalam sambutannya menegaskan bahwa sebagai rangkaian dari gelaran Festival Batang Arut 2019, lomba perahu hias adalah merupakan wujud dari penghormatan serta upaya untuk menghidupkan kembali masa keemasan daerah aliran Sungai Arut.
Ia menjelaskan bahwa Festival Batang Arut adalah sebuah wahana untuk mengenalkan akar budaya kepada generasi muda, di mana Sungai Arut tempo dulu merupakan sebuah bandar atau pusat niaga yang menggerakan ekonomi, sosial dan budaya yang hidup dan berkembang ditengah masyarakat.
Menurut bupati perempuan pertama di Kalteng itu, Sungai Arut dengan segala sumber daya yang dimiliki merupakan kearifan lokal yang mengandung nilai pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan dan kebiasaan lokal yang terdapat di masyarakat bantaran saat menjalankan aktifitasnya.
“Kreativitas dalam menambah nilai Sungai Arut sebagai objek wisata dan zona ekonomi kreatif sebagai bagian dari kearifan lokal merupakan hal yang penting untuk dilestarikan,” terangnya.
Pantauan koran ini, Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah bersama HM Ruslan AS turut bersama dengan peserta lain saat mengikuti parade perahu menyusuri sungai, bahkan orang nomor satu di Kotawaringin Barat itu terlihat antusias melambaikan tangan kepada masyarakat yang menyaksikan dari jembatan ulin yang terdapat di sisi kanan dan kiri aliran Sungai Arut.
Usai gelaran perahu hias, bupati dan rombongan juga berkesempatan untuk menyaksikan lomba perahu alkon, di Water Front City Kelurahan Mendawai. (tyo/sla)