SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berusaha mengurangi terjadinya karhutla dengan melibatkan masyarakat dalam pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Salah satu programnya adalah membentuk dan melatih anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di setiap kecamatan.
”Dalam hal penanggulangan bencana karhutla diperlukan perhatian yang serius dari semua pihak,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Muhammad Yusuf yang diwakili Plt Sekretaris BPBD Punding saat membuka kegiatan pelatihan untuk anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Brigade Pengendalian Karhutla di Aula Balai Pelatihan Guru Jalan Sudirman Km. 7 Sampit, Selasa (8/10).
Kegitan ini merupakan salah satu strategi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur guna mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dampaknya mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Brigade Pengendalian Karhutla dan MPA dilatih dan dibekali dengan berbagai pengetahuan dari nara sumber. Peserta berasal dari Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Seranau, dan Telawang. Diharapkan peserta pelatihan mampu menyebarluaskan informasi ini secara luas sehingga masyarakat menjadi sadar untuk tidak melakukan pembakaran pada saat membuka lahan untuk berkebun.
Pembentukan MPA dan Brigade Pengendalian Karhutla ini didasari Peraturan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Nomor: P. 2 / IV - SET / 2014 tentang Pembentukan dan Pembinaan MPA dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Ini salah satu upaya pengendalian karhutla berbasis masyarakat.
“Jadi masyarakat terlibat secara langsung dalam pengendalian dan penanggulangan karhutla,” ujarnya.
MPA dan Brigade Pengendalian Karhutla adalah kelompok masyarakat yang mengikrarkan diri untuk terlibat secara langsung dalam pengendalian karhutla.
Lebih lanjut bencana karhutla merupakan salah satu potensi bencana yang disebabkan oleh faktor alam maupun non-alam. Artinya, kebakaran hutan dan lahan bisa disebabkan oleh kelalaian atau kesengajaan manusia. Dirinya mengingatkan seluruh warga masyarakat untuk selalu waspada.
“Sekali lagi kita masih pada kondisi musim kering, walaupun ada turun hujan, kebakaran hutan dan lahan masih mungkin terjadi,” tegasnya.
Dirinya mengajak masyarakat secara bersama-sama menjaga lingkungan masing-masing dan tidak melakukan pembakaran dalam bentuk apapun.
“Mari bersama-sama menjaga lahan atau kebun dari bahaya kebakaran, segera laporkan kepada aparat desa terdekat atau kepada anggota Brigade Pengendalian Karhutla apbila ada titik api atau kebakaran untuk dapat dipadamkan secara bersama-sama,” tandasnya. (yn/yit)