PANGKALAN BANTENG - Sempat merasakan terbebas dari pemadaman listrik, sejumlah wilayah di Kotawaringin Barat kembali gelap gulita, Sabtu (20/2) malam.
"Baru beberapa jam nyala, setelah isya listrik padam lagi. Bisa rusak peralatan listrik ini," keluh Sulaiman, warga Pangkalan Banteng.
Sementara di Pangkalan Lada, pelanggan baru bisa mendapatkan aliran listrik pada Minggu (21/2) pagi. Mereka mengalami pemadaman listrik lebih dari 20 jam. "Minggu pagi ini baru nyala listriknya. Langsung isi air untuk mandi dan kebutuhan lain dan juga ngecas HP. Takut kalau ada pemadaman lagi," ungkap Nina.
Tak hanya Pangkalan Lada dan Pangkalan Banteng, sejumlah wilayah juga mengalami nasib serupa. Ini menunjukkan Kabupaten Kotawaringin Barat benar-benar mengalami krisis listrik akibat kerusakan pembangkit listrik.
"Kejadian tadi malam karena dua unit pembangkit di PLTU Kumai tidak bisa beroperasi dan KTH juga sempat off sehingga kita defisit 14 megaWatt," kata Kepala PLN Rayon Pangkalan Bun Purwanto, Minggu (21/2) pagi.
Menurutnya, semua mesin milik PLN maupun yang sewa sudah dioperasikan dengan daya mampu 16 MW pada pada Minggu pagi. "Selain itu pembangkit di KTH sudah operasi lagi tapi belum bisa paralel. PLTU unit 1 persiapan firing, semoga lancar untuk hari ini," katanya.
Pasokan listrik belum aman karena daya dari PLTU Kumai hanya 20,5 MW. "Belum bisa dikatakan cukup, kemungkinan tetap akan ada pemadaman bergilir,"
Purwanto menerangkan, PLTU di Kumai unit 1 masih dalam proses pemasangan shaft coal feeder dan batu tahan api yang diperkirakan masuk sistem pada hari ini. Sedangkan PLTU Kumai unit 2 saat ini proses pengecekan chain grate, dan sudah masuk sistem kemarin Minggu (21/2). Sementara pembangkit KTH mengalami gangguan pipa dan cerobong. "Mudah-mudahan awal bulan progres di Palangka Raya sudah selesai, kita masih melakukan pemadaman enam jam sekali," ujarnya.
Terpisah, Anggota Komisi B DPRD Kobar yang juga membidangi energi Sri Lestari telah menjadwalkan adanya rapat dengar pendapat alias hearing terkait krisis energi listrik di Kabupaten Kobar.
"Sudah kita rencanakan jauh-jauh hari, tinggal penjadwalan. Jadi nanti kita ingin tahu kenapa permasalahan listrik ini terus terjadi. Seakan-akan menjadi penyakit menahun yang tak kunjung sembuh," katanya.
Sementara itu Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Bambang Purwanto meminta PLN Rayon Pangkalan Bun dan PLN Area Palangka Raya cepat mengambil langkah terkait defisit listrik di Kobar. "Saya sudah hubungi PLN Palangka Raya untuk segera mengambil langkah, tidak ada nanti-nanti," tegas Bambang, Minggu (21/2).
Apabila PLN tidak mengambil langkah cepat maka dirinya akan menyurati pusat untuk membuka akses kepada investor swasta yang sudah siap untuk membangun PLTU di daerah Kobar. "Sudah ada dua investor swasta siap, tinggal menunggu persetujuan dari pusat saja dan sudah saya rekomendasikan," kata Bambang. (jok/sla/yit)