SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Kamis, 17 Oktober 2019 14:55
Tunjangan Terpencil Tak Cair, Guru Pedalaman Menjerit
BUTUH PERHATIAN : Ridwan saat akan naik kelotok menuju Desa Kina tempatnya mengabdi sebagai guru.(RIA MEKAR/RADAR PANGKALAN BUN)

NANGA BULIK - Sejumlah guru di desa terpencil di Kabupaten Lamandau mengeluh karena di tahun 2019 ini mereka tidak mendapatkan tunjangan daerah khusus atau terpencil. Padahal lokasi tempat mereka mengajar sangat jauh dari ibukota kabupaten atau tergolong pedalaman.

Seperti yang diungkapkan Ridwan, Kepala SDN Kina ini menjelaskan bahwa di tahun-tahun sebelumnya mereka mendapatkan tunjangan untuk guru-guru yang bertugas di desa terpencil dan tertinggal sebesar satu bulan gaji tiap bulannya. Namun tahun ini nama mereka tidak ada dalam daftar penerima tunjangan tersebut. 

“Ada dua SD yang tahun ini tidak kebagian, yakni SDN Kina sebanyak enam guru dan SDN Jemuat sebanyak lima guru,” bebernya.

Padahal tunjangan tersebut benar-benar sangat dibutuhkan, para guru yang bertugas di daerah yang bisa dibilang pedalaman. Agar mereka tetap betah mengajar di tempat jauh dengan segala keterbatasan yang ada. 

“Bayangkan jarak kami dengan ibukota kabupaten lebih dari 200 kilometer. Dan kami harus mengeluarkan biaya transportasi lebih dari Rp 2 juta pulang pergi kalau mau ke kota. Jalan susah, signal telepon tidak ada, listrik tidak ada,” tutur pria yang sudah mengajar di Desa Kina sejak tahun 1987 ini. 

Ia mengaku mendapat penjelasan dari Dinas Dikbud bahwa ada gangguan server pusat yang menyebabkan data guru-guru tersebut tidak tervalidasi. Sehingga tahun ini sebelas guru tersebut tidak mendapat tunjangan daerah khusus/terpencil. 

“Jika karena alasan tersebut guru menjadi tidak mendapatkan hak nya, maka sangat merugikan guru. Sehingga kami mohon agar ditinjau kembali agar hak-hak kami bisa terbayarkan,” harapnya. 

Ia juga mengatakan bahwa sudah empat kali bolak balik dari desa ke kabupaten untuk mengurus hal ini, namun tidak juga membuahkan hasil. Padahal tidak sedikit biaya yang harus di keluarkannya demi memperjuangkan hak para guru di sekolahnya. (mex/sla)

  


BACA JUGA

Sabtu, 05 Juli 2025 10:13

Fairid Naparin Tegaskan Peran Strategis Pemuda Menuju Indonesia Emas

PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin, menegaskan bahwa…

Sabtu, 05 Juli 2025 10:12

Pemkot Dorong Kemajuan Seni Budaya Lokal

PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, telah…

Sabtu, 05 Juli 2025 10:12

Wakil Walikota Ikuti Munas I Aswakada

PALANGKA RAYA – Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini,…

Jumat, 04 Juli 2025 17:55

Wali Kota Kukuhkan Pengurus FPRB 2025–2030

PALANGKA RAYA — Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin  mengukuhkan…

Jumat, 04 Juli 2025 17:55

Fairid Naparin Sambut Kunjungan Kerja Wakasad

PALANGKA RAYA- Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin turut menghadiri…

Jumat, 04 Juli 2025 17:54

Digitalisasi Bukan Lagi Pilihan, Tapi Keharusan

PALANGKA RAYA — Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menghadiri…

Jumat, 04 Juli 2025 17:54

Perbanyak Bantuan Kegiatan Wirausaha

PALANGKA RAYA - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Palangka…

Jumat, 04 Juli 2025 17:53

Manfaatkan Perpanjang Penghapusan Denda PBB-P2

PALANGKA RAYA - Ketua Komisi I DPRD Kota Palangka Raya…

Jumat, 04 Juli 2025 17:53

Dampak Urbanisasi Perlu Diantisipasi

PALANGKA RAYA - Ketua Komisi III DPRD Kota Palangka Raya…

Jumat, 04 Juli 2025 17:43

Perkuat Sinergi untuk Mendorong Pembangunan Daerah

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran menghadiri…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers