SAMPIT- Dalam upaya untuk mengurangi, menekan bahkan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perlu adanya sinergi antara pemerintah daerah kabupaten Kotawaringin Timur bersama masyarakat, baik itu organisasi masyarakat (ormas), organisasi keagamaan, akademisi, dunia usaha, lembaga riset, maupun media.
Asisten III Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Imam Subekti menyampaikan bahwa sinergitas tersebut perlu dijaga dalam upaya untuk mendorong masyarakat berpartisipasi dalam memberdayakan perempuan dan anak, menciptakan kondisi mayarakat yang perduli terhadap pemerdayaan perempuan dan perlindunngan anak, serta mempercepat pelaksanaan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Peran semua pihak begitu perlu dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan orang, serta mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi terhadap perempuan,” ujar Imam saat hadir membuka pembentukan Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Kotim di aula lantai II Sekretariat Daerah Pemkab Kotim.
Disampaikannya bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat dilakukan di rumah tangga, fasilitas umum, lembaga keterampilan dan lembaga pendidikan, serta lembaga-lembaga keagamaan lainnya.
“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat dilakukan dalam bentuk advokasi, sosialisasi, penyuluhan, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, pelayanan, kemudian pelatihan, sarana dan prasarana penunjang,” ungkap Imam.
Ia berharap sinergitas pemerintah daerah bersama masyarakat khususnya di Kotim dapat berjalan lancar dan baik dalam rangka mendukung kegiatan PUSPA atau Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) di Kabupaten Kotim ini.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarag Berencana (DP3AP2KB) Ellena Rosie menuturkan bahwa Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunagn Anak (PPA) Republik Indonesia telah mencanangkan program unggulan Three Ends, pertama akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, kedua akhiri perdagangan manusia, dan ketiga akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan.
“Program tersebut dicanangkan dengan maksud merespon semakin luasnya peristiwa kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan fokus pada tiga program unggulan tersebut,” sebutnya.
Sehingga ia berharap pada kegiatan pembentukan forum PUSPA mampu mengurangi dan menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak khususnya di Kotim.
Lebih lanjut Ellena menyadari beratnya dan kompleksitas persoalan yang dihadapai saat ini, maka dianggap perlu menggalang partisipasi semua pihak dalam mendukung pembangunan pemerdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Ia berharap upaya yang dilakukan dinas ataupun instansi terkait dengan partisipasi publik untuk kesejahteraaan perempuan dan anak di Kotim mampu berperan serta membangun dan membantu dalam memngatasi permasalahan yang terkait dengan isi perempuan dan anak selama ini, dengan bahu membahu dalam mempromosikan program Three Ends. (yn)