SAMPIT – Kejuaraan MotorPrix 2019 yang digelar di Taman Kota Sampit, Minggu (3/11), berlangsung meriah. Ribuan penonton memadati sepanjang lintasan balapan. Namun, di sisi lain, penonton justru mengabaikan keselamatannya.
Pantauan Radar Sampit, para pembalap dari berbagai kelas itu saling beradu kecepatan. Pembalap harus berhati-hati saat melibas tikungan karena rawan terjadi senggolan. Lebih mengerikan lagi apabila senggolan tersebut mengenai masyarakat yang menonton.
Antara lintasan dengan penonton hanya diberi batas ban. Itu pun jaraknya tak sampai satu meter. Bahkan, ada yang sampai naik ke atas ban itu. Warga tanpa rasa takut menonton dari jarak tak aman itu. Mereka melewati batas garis yang terpasang di sepanjang areal lintasan.
Akibatnya, banyak batas garis lintasan rusak akibat disesaki penonton. Petugas TNI dan Polri meminta masyarakat agar menjauh dari lintasan. Namun, teguran itu diabaikan.
”Kalau masih berada di pinggir lintasan, tidak jadi masalah. Tapi, masyarakat menonton sampai ke tengah jalan. Padahal, motor balap lalu lalang melintas. Apa masyarakat tersebut tidak takut ditabrak?” kata Fuad, warga yang ikut menonton.
Selain itu, ujar Fuad, ada beberapa anak di bawah umur yang berada di areal lintasan. Saat tikungan yang berdekatan dengan Pos Polisi, hampir seluruh pembalap dipastikan melebar saat memasuki tikungan tersebut, sementara di pinggir trotoar ada banyak anak-anak yang duduk menyaksikan balapan itu.
Wahyu Natafia, perempuan asal Kabupaten Gunung Mas juga miris melihat hampir sebagian penonton mengabaikan keselamatan. Dia mengharapkan pembalap mengurangi kecepatannya saat melintas tikungan.
”Kalau tidak berharap seperti itu, kasihan penonton nantinya. Khawatir mereka kenapa-kenapa. Selain itu, penonton dengan yakinnya berdiri di atas tumpukan ban yang dipasang. Padahal, tumpukan ban tersebut berfungsi untuk menahan benturan jika pembalap terjatuh. Kalau pun terjatuh, motor pembalap yang digunakan ditakutkan kena penontonnya juga,” katanya.
Kabag Ops Polres Kotim AKP Abdul Aziz Septiadi mengatakan, hal yang perlu diantisipasi dalam kegiatan semacam itu adalah penonton yang masih banyak lalu lalang menyeberang lintasan sirkuit tanpa mengindahkan bahayanya.
”Dari panitia memang sudah melakukan penekanan kepada penonton, terutama anak-anak. Artinya, dilarang keras penonton menyebrangi lintasan,” kata Aziz.
Dia menuturkan, dalam pengamanan event tersebut, Polres Kotim menerjunkan sebanyak 92 personel gabungan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Personel disiagakan pada titik yang dianggap rawan, seperti tikungan atau lintasan lurus.
Motor Terbakar
Sementara itu, sejumlah pembalap terjatuh dan mengalami cedera ringan dalam kejuaraan itu. Penyebab mereka terjatuh beragam, misalnya jalan licin yang berpasir, tersenggol peserta lain, dan kerusakan mesin kendaraan. Bahkan, ada salah satu sepeda motor yang terbakar. Sang pembalap selamat dari insiden itu.
Kendaraan yang terbakar tersebut segera diamankan petugas. Pembalap yang mengendarainya langsung dilarikan ke posko medis menggunakan mobil ambulans dari PMI.
”Sejauh ini beberapa peserta yang terjatuh tidak ada mengalami luka serius, hanya cedera ringan, seperti terkilir pada bagian kaki. Itu pun ketika ditangani, para peserta tersebut sudah bisa berdiri,” ujar Joko, salah satu petugas medis dari PMI.
Selama pertandingan berlangsung, petugas medis beberapa kali kesulitan melakukan pemantauan di tengah lomba karena banyaknya penonton yang menghalangi jarak pandang. Tak sedikit penonton yang berdiri melewati batas yang sudah dibuat panitia, sehingga petugas medis beberapa kali berdiri di belakang penonton yang seharusnya berdiri di depan. (sir/yn/dia/ign)