SAMPIT— Dibandingkan dengan Palangka Raya tingkat inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) lebih rendah, yakni dengan tingkat inflasi mencapai angka 0,26 di akhir November. Lebih rendah dari Palangkaraya yakni 0,48.
Wakil Bupati Kotim M Tufiq Mukri berharap, kedepannya Kotim dapat menghasilkan produk yang bisa mengurangi inflasi di daerah ini, sehingga harga - harga tidak meningkat, hal tersebut disampaikannya dalam rapat koordinasi tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di aula lantai II Setda Kotim, Selasa (17/12).
“Dengan harga yang tidak meningkat masyarakat dapat membeli dengan harga yang cukup stabil,” ujarnya.
Disampaikannya pihaknya telah membuat konsep penetapan program Lewu Pandarungan Belum yang mana artinya adalah daerah atau wilayah yang mencukupi kebutuhan masyarakat didalamnya.
“Jadi kita sudah mengonsep itu agar bagaimana Kotim, menjadi wilayah yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat didalamnya, artinya apa saja ada, kita mencoba untuk lima produk unggulan dulu,” tambahannya.
Lima produk unggulan diantaranya daging sapi, ayam potong, telur, ikan, dan sayuran yang dibagi ke lima desa atau kelurahan dengan keunggulan wilayahnya masing - masing sebagai sentra dari produk unggulan tersebut.
“Produk daging sapi kita arahkan di Desa Bapanggang Raya, untuk daging ayam di Kelurahan Pasir Putih, telur di Kelurahan Tanah Mas, Sayuran di Desa Eka Bahurui, dan sentra ikan di Desa Sungai Ijum atau Desa Tinduk,” terangnya.
Sehingga Taufiq berharap ditentukannya daerah khsusus untuk ke lima produk unggulan dapat memenuhi konsumsi masyarakat, yang nantinya di dukung dengan anggaran daerah, baik dari kabupaten ataupun provinsi ataupun melalui program dari pusat. (yn/dc)