Belum seumur jagung dibentuk, Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kotawaringin Timur langsung ditantang menjaring atlet renang berbakat. Menariknya, sebagian dari para calon atlet belum terbiasa dengan venue sesungguhnya. Ada yang mengaku lebih terbiasa berenang di Sungai Mentaya yang berarus deras.
USAY NOR RAHMAD, Sampit
BYURRRRRR tiga perenang melesat ke dalam air menyambut peluit wasit. Tak ada kacamata renang. Tak ada juga pakaian khusus yang biasa digunakan atlet profesional. Semangat mereka mengacuhkan keatributan itu.
Riuh tepuk tangan dan sorak pendukung membuat ramai kolam renang Cirebon di Jalan Pemuda, Sampit itu, Rabu (18/12). Sesekali ramainya bersaing dengan pengeras suara dari panitia seleksi atlet renang dari PRSI.
Kolam yang biasanya jadi wahana hiburan air disulap menjadi arena renang. Kolam berukuran sekitar 40 meter kali 9 meter itu dibagi menjadi tiga bagian. Dibatasi dengan tali nilon berpelampung gabus. Di kolam itulah sebanyak 72 calon atlet renang diuji kemampuannya.
Di putaran pertama dua orang atlet tampak kewalahan. Bahkan salah seorang di antaranya nyasar ke lintasan perenang lain. Hal ini tentu saja spontan mengundang tawa yang menyaksikan. Tapi tidak dengan Ahmad, anak yang beranjak remaja itu tetap stabil hingga akhir.
"Sudah biasa renang di Sungai Mentaya." ucapnya, saat usai bertanding.
Ada juga yang tidak berani membuka mata saat berenang karena matanya perih ketika harus terbuka melihat lintasan. Ada juga yang mual ingin muntah mencium bau obat penjernih air kolam renang.
"Pokoknya nanti gayanya harus bagus ya," instruksi Rusdiono, salah seorang pelatih dari pinggir kolam.
Begitulah suasana penjaringan atlet renang oleh Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kotawaringin Timur. Hasil penjaringan ini akan dipilih 10 terbaik dan akan dilatih untuk menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah tahun 2022 mendatang.
"Mudah-mudahan ke depannya atlet renang Kotim bisa menyumbangkan medali emas di Proprov," kata Andry Rizki Agustian, Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotawaringin Timur.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki banyak potensi atlet renang berbakat. Apalagi Kota Sampit dilintasi Sungai Mentaya. Banyak warga pesisir yang berbakat berenang karena kesehariannya bersinggungan langsung dengan sungai.
Kendati demikian, Kotawaringin Timur justru sangat tertinggal dalam cabang olahraga satu ini. Bahkan tidak pernah mengirimkan atlet dalam setiap kompetisi olahraga.
Banyak kendala dihadapi salah satunya soal venue. Di Sampit, masih belum ada kolam renang berstandar nasional. Selama ini atlet renang terpaksa latihan di kolam-kolam renang milik swasta. Bahkan, lebih ekstremnya latihan di Sungai Mentaya yang berarus deras dan berbahaya.
Beban yang berat bagi PRSI Kotim untuk meraih asa di kancah lebih tinggi. Apalagi organisasi renang di Kotim itu baru dibentuk kurang dari sebulan ini.
Namun prestasi itu tampaknya tak hanya sekadar bunga tidur pengurus PRSI Kotim dan KONI Kotim semata. Sejumlah atlet yang dijaring sudah menujukkan bakatnya di bidang renang. Ada yang sudah pernah menjuarai Olympiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.
"Nantinya yang masuk 10 besar dalam kegiatan ini akan kami bina lagi, hingga pelaksanaan Porprov tahun 2021 atau 2022 mendatang," kata Ketua PRSI Kotim Rudi Setiawan.
Penjaringan merupakan langkah awal yang baik agar prestasi olahraga Kotim terus meningkat. Salah satunya melalui cabang olahraga renang ini. Dengan demikian segala hal terkait sarana dan prasarana seperti venue renang bisa diwujudkan. Tentunya dengan membuktikan prestasi terlebih dahulu. (***)