SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 23 Desember 2019 09:30
Memanen Listrik dari Limbah Sawit
ENERGI BARU: Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor dan Manajer PLN Sampit Adman meresmikan penyaluran listrik masuk desa dari PLTBg milik PT Sukajadi Sawit Mekar, Sabtu (21/12).(HERU PRAYITNO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT–Warga Desa Palangan Kecamatan Kotabesi dan Desa Kenyala Kecamatan Telawang kini bisa menikmati listrik seperti layaknya masyarakat perkotaan. Mereka tidak lagi mengandalkan genset sebagai penerangan. Pasokan energi listrik yang dulu hanya beberapa jam pada malam hari, kini sudah sepanjang waktu.

Keberhasilan listrik masuk desa ini berkat adanya sinergi antara PT PLN dan PT Sukajadi Sawit Mekar. Dua perusahaan ini memiliki peran yang berbeda. PT Sukajadi Sawit Mekar (SSM) menyediakan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg), sedangkan PLN menyediakan jaringan ke desa dan menyalurkan kepada masyarakat.  

Peresmian listrik masuk desa ini ditandai dengan syukuran di depan kantor Desa Palangan, Sabtu (21/12). Syukuran dirangkai dengan pelantikan perangkat Desa Palangan.  

Kepala Desa Palangan Anastasius Delik mengatakan, sudah dua pekan ini warga desa sudah bisa menikmati pasokan listrik PLN. Dampaknya, biaya hidup bisa berkurang drastis.

”Dengan adanya listrik, warga desa sudah mulai bisa beli lipstik. Sekarang tidak ada lagi biaya untuk beli solar. Benar-benar lebih ekonomis, sehingga warga bisa menyisihkan uang untuk beli kosmetik,” kata Anastasius Delik disambut tawa warga.

Damang Kecamatan Kotabesi Marjono yang tinggal di Desa Palangan mengaku butuh biaya besar saat menggunakan genset, yakni mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Itupun hanya untuk menyalakan genset pukul 18.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.

”Dengan adanya listrik masuk desa, diperkirakan hanya butuh Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per bulan,” kata Marjono.

Camat Kotabesi Ninuk Muji Rahayu menyampaikan terima kasih kepada PLN dan PT Sukajadi Sawit Mekar yang berhasil menerangi Desa Palangan dan Kenyala. Namun, saat ini masih ada lima desa di Kotabesi yang belum teraliri listrik PLN.

”Saya berharap tahun depan bisa segera direalisasikan,” ucap Ninuk.

Ninuk juga berterima kasih kepada PT Globalindo Alam Perkasa yang telah memberikan penghargaan kepada empat desa di Kecamatan Kotabesi karena berhasil mencegah desa mereka dari kebakaran lahan dan hutan.  

Sementara itu Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor meminta warga benar-benar memanfaatkan energi listrik dari PLN dan PT SSM ini untuk meningkatkan taraf hidup. Sebab, investasi yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik desa ini mencapai puluhan miliar.

”Kalau hitung-hitungannya profit, investasi ini tidak menguntungkan PT PLN dan PT Sukajadi. Tapi karena demi pelayanan untuk masyarakat, perusahaan mau menyambungkan listrik sampai di sini,” kata Halikinnor.

Halikinnor meminta masyarakat untuk menjaga hubungan baik dengan perusahaan sawit maupun PLN demi kepentingan bersama. ”Jangan sedikit-sedikit klaim lahan. Jangan juga minta ganti rugi ketika lahannya dilewati jaringan listrik,” kata Halikinnor.

Sementara itu Manajer PLN ULP Sampit Adman mengatakan, PLN membutuh dana lebih dari Rp 5 miliar untuk memasang jaringan di Desa Palangan dan Kenyala. Palangan mengabiskan biaya Rp 1,23 miliar untuk melayani 155 pelanggan, sementara Kenyala menghabiskan biaya Rp 4,12 miliar untuk melayani 147 pelanggan.

”Kenyala jauh lebih besar karena lokasinya lebih jauh. Kami harap masyarakat bijak dalam menggunakan listrik,” kata Adman.

Lebih lanjut dia mengatakan, PLN berkomitmen menerangi seluruh negeri ini. Pihaknya juga telah mengusulkan pemasangan jaringan listrik bagi desa-desa yang masih gelap.

”Usulan bu camat soal lima desa yang belum ada listrik, juga sudah kami sampaikan ke pusat. Seperti Desa Tangar juga sudah siap, jaringan sudah terpasang. Tinggal menungggu alat ukur datang,” kata Adman.

Sementara itu Senior Manajer PT SSM Teuku Kanna mengatakan,  PT SSM memiliki PLTBg dengan kapasitas 2 MW. PLTBg ini sebagai bukti dukungan Musim Mas kepada pengurangan emisi gas rumah kaca dan penyediaan listrik bersih.

Teuku Kanna menceritakan berdasarkan kajian awal nilai investasi biogas lumayan mahal, mencapai jutaan dolar. Meskipun demikian, perusahaan tetap melanjutkan pembangunan pembangkit biogas pertama sebagai komitmen perusahaan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dengan adanya PLTBg, akses listrik dapat terpenuhi selama 24 jam per hari bagi karyawan kebun. Selain karyawan kebun, PT Sukajadi bekerjasama dengan PLN juga memasok listrik ke Desa Kenyala dan Desa Palangan. 

”Kami punya PLTBg tidak hanya di Sukajadi, tapi juga di PT MAS dan PT Unggul Lestari,” ujar Teuku Kanna.

Dia menjelaskan, sumber tenaga listrik pembangkit biogas berasal dari gas metana yang dihasilkan dari limbah cair pabrik kelapa sawit. Jadi, limbah cair ini ditempatkan ke dalam kolam penampungan limbah. Kolam ini disebut kolam biodigester yang menyerupai kubah dan tertutup rapat dengan membrane HDPE (high density polyethylene).  Di sinilah tempat pembentukan dan penyimpanan biogas.

Dari kolam ini, biogas yang sebagian besar merupakan gas metana diproses dan disalurkan ke biogas engine sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan tenaga listrik.

Daya polusi yang dihasilkan gas metana jauh lebih besar dari karbon dioksida (CO2). Demham pengolahan limbah yang terintegrasi, menjadi solusi penurunan emisi gas karbon dalam kegiatan pabrik kelapa sawit. (yit)

 

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers