SAMPIT – Berdasarkan data Most Littered Nation In the World, studi untuk mencari tahu seberapa tinggi minat baca negara di dunia yang dilakukan Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Ada beberapa kriteria yang mereka pakai untuk mencari tahu seberapa tinggi atau rendahnya tingkat minat membaca negara di dunia, di antaranya perpustakaan, peredaran surat kabar, pemerataan pendidikan, dan ketersediaan komputer.
Salah satu kriterianya adalah perpustakaan. CCSU mendata seberapa sering perpustakaan dikunjungi masyarakat suatu negara untuk pada akhirnya merilis data tingkat minat baca negara tersebut. Kenyataannya, memang tidak banyak masyarakat yang mau berkunjung ke perpustakaan untuk sekadar membaca buku.
Namun, dengan sedikitnya jumlah pengunjung ke perpustakaan, sebenarnya tidak bisa jadi tolok ukur tingkat minat baca Indonesia. Padahal, kalau mau melihat lebih dalam, ternyata kultur membaca di Indonesia unik.
”Omong kosong dengan minat baca rendah, yang benar adalah akses buku yang tak pernah sampai pada masyarakat,” ujar Anwar Agus Abidin, promotor Cangkir Pustaka yang selama tahun 2019 sudah menyelenggarakan Bazar Buku di 10 kota.
”Banyak hal yang memengaruhi sepinya pengunjung ke perpustakaan. Mulai penampilan perpustakaan yang kaku dan tidak menarik, buku yang tidak lengkap, ditambah petugas yang tidak ramah menyambut pengunjung,” ujar salah satu pengunjung bazar buku.
Pantauan Radar Sampit, di Bazar Buku Murah Sampit yang diselenggarakan Cangkir Pustaka di Aula Rumah Makan Cianjur, terlihat antrean pengunjung untuk membeli buku. Fenomena ini bisa jadi muncul karena acara bazar buku lebih menarik daripada perpustakaan.
Tingkat minat membaca buku orang Indonesia harusnya bisa dilihat dari kultur yang unik itu. Bukan lagi dari seberapa tinggi kunjungan ke perpustakaan. Semakin ramainya jumlah pengunjung bazar buku, artinya minat masyarakat kita untuk menyantap buku tidak bisa dibilang rendah.
Kesimpulannya, katanya, dari kriteria perpustakaan, rasanya cukup untuk menunjukkan metode penelitian CCSU masih sangat terbuka untuk dikritik. ”CCSU tampaknya masih mengabaikan perbedaan kultur sosial masing-masing negara penelitiannya,” jelasnya.
3.500 Pengunjung, 5.000 Buku Terjual
Sejak dibuka Jumat (3/1) hingga Kamis (9/1), tercatat ada 3.500 pengunjung selama 7 hari memadati Bazar Buku Murah Sampit yang rencananya akan ditutup Minggu (12/1).
”Rata-rata per hari 500 orang berkunjung ke bazar buku murah ini. Kemungkinan 5.000 orang lebih akan datang sampai penutupan nanti dan selama tujuh hari buka ada 5.000 buku telah terjual. Rata-rata buku anak-anak, pelajaran, agama, dan novel diminati masyarakat Sampit,” terang Anwar.
Untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke Bazar Buku Murah Sampit, Cangkir Pustaka menyediakan sekitar 70 ribu buku dan 7 ribu judul buku. Terdiri dari berbagai jenis buku, mulai dari agama, pendidikan, pelajaran, keterampilan, pertanian, buku hobi, sosial, politik, sejarah, teknologi, ekonomi, komputer, buku anak, keluarga, novel, motivasi, perguruan tinggi, dan tema buku lainnya.
Harga sangat murah, mulai Rp 5.000 – Rp 20.000. Masih tersisa dua hari bagi masyarakat Sampit untuk mengunjungi bazar buku itu.
Sambangi Pangkalan Bun
Pembudayaan kegemaran membaca dan peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dasar itulah yang membuat Cangkir Pustaka berkeliling Kalimantan menyelenggarakan bazar buku murah.
”Dengan segala potensi sumber daya alamnya, Kalimantan hanya kurang dalam akses buku. Setelah dari Sampit, kami akan menyelenggarakan bazar buku murah di Kota Pangkalan Bun, sebelum nanti bersafari ke Kalimantan Barat,” ujar Anwar yang misi mulianya adalah menjadi menjembatani masyarakat untuk mendapat buku-buku yang diinginkan dengan harga sangat murah.
Rencananya, bazar buku murah di Pangkalan Bun akan diselenggarakan mulai 17 – 26 Januari 2020 di aula Kelurahan Raja, dekat lapangan Termili, Jalan H Abdul Syukur Pangkalan Bun.
Tak hanya memajang dan menjual buku, Cangkir pustaka juga akan melaksanakan lomba untuk pelajar, di antaranya lomba mewarnai (tingkat TK) dan lomba menggambar (tingkat SD). Untuk informasi bazar buku dan perlombaan, bisa menghubungi nomor WhatsApp panitia di 0812 5923 348.
Rangga Lesmana, Lurah Raja menyambut baik kegiatan bazar buku tersebut. ”Alhamdulillah, Aula Kelurahan Raja dipilih lagi sebagai tempat penyelenggaraan acara, kita cukup antusis, karena lokasi Aula kita dekat dengan beberapa sekolah yang ada di Kelurahan Raja,” kata Rangga. Kegiatan ini selain bekerja sama dengan Kelurahan Raja, juga melibatkan @InfoPBUN sebagai media partner dari kegiatan ini. (soc/rm-97)