PANGKALAN BUN - Puluhan pohon yang berada di sejumlah ruas Jalan HM Rafi'i hingga ke Jalan Pramuka, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ditebang tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BPBD Kobar.
Penebangan puluhan pohon yang berada ruas jalan protokol tersebut didasarkan dengan potensi cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin dan petir yang kerap terjadi di Kabupaten Kobar yang sewaktu-waktu dapat menumbangkan pohon dan membahayakan para pengguna jalan.
Menurut Kepala Bidang PPKLH Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kobar Sayani, pohon - pohon yang ditebang dalam tiga kali kegiatan tersebut totalnya berjumlah lebih dari 50 batang.
Disebutkannya puluhan pohon peneduh yang ditebang mempunyai beberapa kriteria, di antaranya adalah pohon - pohon yang sudah mati dan kering. “Tetapi tidak semua dieksekusi ada beberapa pohon walau mati tapi masih kuat dan berpotensi segar kembali kita biarkan,” katanya.
Kemudian adalah pohon - pohon yang berdekatan dengan jaringan listrik dan pohon yang kondisinya berdasarkan penilaian DLH adalah pohon yang sakit, misalnya pohon - pohon yang berlubang dan pohon sakit yang diakibatkan oleh manusia yaitu pohon yang dibakar.
“Kemudian ada juga pohon yang dinilai hidup segan mati tak mau, yaitu pohon yang dikupas kulitnya masih hidup tetapi daun-daunnya kering (meranggas),” terangnya.
Kendati demikian, saat eksekusi di lapangan pihaknya menemukan beberapa kendala termasuk persoalan perizinan dari PLN yang memakan waktu dan pohon - pohonnya terkait dengan jaringan PLN sehingga harus dimatikan terlebih dahulu.
Untuk pohon yang terbilang berukuran besar seperti pohon akasia, maka pihaknya harus berkoordinasi dengan PLN.
Sahyani menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan pemantauan dan mendata sejumlah ruas jalan dengan pohon peneduh yang dianggap rawan dan wilayah yang paling rawan adalah di Jalan Bhayangkara, kemudian HM Rafi'i, Iskandar, dan Jalan Malijo.
“Untuk bulan ini penebangan kami konsentrasikan di jalan - jalan poros terlebih dahulu selain untuk menjaga estetika kota, dan untuk kawasan jalur non ptotokol seperti Delima akan ditunda terlebih dahulu, karena masih bisa dilakukan oleh DLH sendiri,” tegasnya.
Namun untuk ruas jalan protokol pihaknya melibatkan tim terpadu yang terdiri dari DLH, BPBD, Damkar, PLN, dan Telkom. (tyo/sla)