KOTAWARINGIN LAMA – Banjir yang melanda Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memutus jalan menuju wilayah itu. Dua desa terisolir dan tak bisa ditembus melalui jalan darat, yakni Desa Rungun dan Desa Kondang.
Guru SDN 1 Kondang Hartopo Adi, warga Desa Rungun mengatakan, sudah dua pekan desa tempatnya bertugas tak bisa ditembus jalan darat. ”Satu-satunya cara masuk atau keluar Desa Kondang hanya menggunakan transportasi air. Yang jadi masalah, semenjak jalan darat tembus ke Desa Kondang, warga sudah banyak yang menjual kelotoknya,” kata Adi, Kamis (3/3).
Menurut Adi, agar warga Desa Rungun dan Desa Kondang tak terisolir, setiap kali banjir datang, jalan darat yang ada ditinggikan lagi sekitar satu hingga dua meter. ”Kalau jalan darat, dari Desa Rungun ke Desa Kondang hanya membutuhkan waktu lima menit. Sekarang saya memerlukan waktu sekitar satu jam menggunakan kelotok lewat Sungai Lamandau,” kata Adi.
Adi menambahkan, banjir juga sudah merendam permukiman penduduk di dua desa itu dengan kedalaman antara 50 – 100 centimeter. Untuk memasuki Desa Rungun atau sebaliknya, warga menggunakan getek sekitar dua kilometer dengan ongkos sekali jalan sebesar Rp 20 ribu.
Sebelumnya, Kepala Desa Kondang Sugeng Tristiono meminta Pemkab Kobar memprioritaskan pembangunan jalan darat dari Kolam ke Desa Kondang. ”Jelas sekali, dengan kondisi saat ini, aktivitas warga keluar masuk desa terganggu dan angkutan barang terhambat total, karena kelotok warga ukurannya kecil-kecil,” tandas Sugeng. (gst/ign)