SAMPIT – Sejumlah warga sekitar Pasar Mangkikit yang tempat tinggalnya terancam digusur, mengaku menolak dari awal dan tidak pernah menyetujui proses lanjutan pembangunan pasar. Warga menuding ganti rugi yang dijanjikan hanya sekadar janji palsu oleh dinas terkait.
”Tidak benar, kami tidak ada dipanggil. Kalau pun dipanggil, kami tidak akan setuju,” kata salah seorang warga yang enggan namanya disebutkan, Kamis (3/3).
Menurutnya, hal itu hanya akal-akalan instansi terkait agar dapat membujuk enam pemilik rumah yang akan digusur. Selama ini pihaknya tak pernah diundang untuk membicarakan tindak lanjut permasalahan tersebut.
”Hanya salah seorang warga yang pernah dipanggil, kami tidak. Itu pun dia takut menghadiri karena pasti tidak ada kejelasan juga dari dinas,” katanya.
Terpisah, Mama Yuli, warga yang mendapat pemanggilan dari dinas terkait membenarkan pernah dipanggil. Namun, dia tak datang karena meyakini selalu tidak ada kejelasan masalah ganti rugi.
”Yang rencananya dibongkar kan awalnya tujuh bangunan, satu sudah setuju, sisa 6 bangunan. Nah, yang jadi pertanyaan, mengapa cuma saya yang dipanggil,” kata Mama Yuli.
Saat ini warga resah karena diancam akan dilakukan penggusuran paksa oleh dinas terkait. Padahal, pemerintah sebelumnya berjanji tidak akan membongkar bangunan sebelum mendapatkan persetujuan dari warga.
”Awal rencana pembangunan pasarkan katanya tidak ada pembongkaran rumah warga. Ini mengapa setelah dibangun pondasi malah hendak digusur,” ucap Mama Yuli.
---------- SPLIT TEXT ----------
Mama Yuli mengaku bersedia dipanggil, asalkan seluruh warga dan Ketua RT dilibatkan. Selain itu, dia menuntut kejelasan ganti rugi, tidak hanya dijanjikan secara lisan. Namun, saat berjalan nanti tidak sesuai.
”Harus jelas siapa yang bertanggung jawab. Apa saja ketentuanya? Gratis atau bayar? Jangan-jangan awalnya dijanjikan gratis, tapi saat pasar berdiri malah disuruh menebus. Ini namanya merugikan kami, sementara rumah kami sudah dibongkar,” katanya.
Diberitakan sebelumnya,Disperindagsar Kotim menegaskan, pihak kontraktor akan terus melanjutkan pembangunan Pasar Mangkikit di Jalan Pangeran Antasari, Sampit. Berbagai upaya akan dilakukan, termasuk menggusur sebagian rumah warga yang terkena dampak pembangunan pasar.
”Tetap lanjut, yang jadi kendala saat ini hanya karena ada salah seorang warga yang keberatan sebagian rumahnya dibongkar. Tapi, kalau tetap keras kepala, terpaksa kami gusur paksa,” kata Sekretaris Disperindagsar Kotim Paskahepgon, Rabu (2/3).
Paskahepgon menegaskan, proses pembangunan pasar yang terkenal dengan sebutan Pasar Subuh harus tetap lanjut. Rencananya, eksekusi akan dilakukan Maret ini. ”Dalam bulan ini akan kami laksanakan, karena sudah kami lakukan upaya perundingan dengan mengundang warga. Bahkan, sampai dijanjikan ganti rugi kios dua buah gratis, tetap tidak mau,” katanya. (oes/ign)