PALANGKA RAYA- Peristiwa tragis dialami Ahmad Saidi, salah seorang juragan keramba ikan di Palangka Raya. Dirinya menghembuskan nafas terakhir, setelah sebelumnya tersungkur dan tercebur di pinggir kolam keramba miliknya, Kamis (6/2) kemarin. Diduga, pria berusia 55 tahun itu secara mendadak mendapatkan serangan sakit, hingga jatuh tersungkur pinggir keramba.
Saat kejadian menimpa warga Jalan Cemara Labat ini, tak banyak warga sekitar yang melihat, sehingga dirinya tidak sempat tertolong walau pun sempat dibawa ke rumah sakit dr Doris Sylvanus. Setelah beberapa saat, tubuhnya ditemukan oleh kerabatnya dengan posisi telungkup di pinggir keramba. Diduga sementara, ia terjatuh karena kecapean habis bekerja.
Informasi dihimpun koran ini, mendiang memang dikenal pekerja keras dan memiliki beberapa keramba ikan di aliran Sungai DAS Kahayan. Dan kasus kematian ini turut ditangani Polresta Palangka Raya, bahkan tim inafis sudah melakukan olah tempat kejadian di Jalan Cemara Labat. Dan disimpulkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuhnya.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri melalui Kabag Ops Kompol Hemat Siburian menyampaikan, berdasarkan laporan personel diketahui saat ditemukan yang bersangkutan masih bernyawa. Dan usai ditangani medis sudah meninggal dunia. Menurutnya diduga sementara, karena kecapean habis kerja hingga terkena serangan jantung.
”Korban meninggal dunia karena tercebur ke aliran sungai Kahayan saat memperbaiki karamba ikannya. Diduga saat itu serangan jantung hingga terjatuh. Untuk insiden tersebut juga sudah ditangani tim Reskrim untuk ditindaklanjuti,” ujar perwira menengah Polri ini, kemarin.
Mantan Kasi Intelmob Brimob Polda Kalteng ini menambahkan, beberapa saksi sudah dimintai keterangan. Dan pihaknya sudah pula menggelar olah TKP. Termasuk jenazah dibawa ke rumah sakit dan tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan. ”Tidak ada unsur pidana dan memang sehari-hari diketahui almarhum yang merupakan juragan keramba ikan,” tambah Hemat.
Sementara itu, tetangga Ahmad yakni Mariaty mengatakan, sebelum meninggal dunia, korban tercebur sungai Kahayan saat memperbaiki salah satu karamba ikan miliknya yang rusak. Saat itu bersama keponakannya, dan menurutnya yang bersangkutan memang terlihat sakit-sakitan.
”Saat tenggelam kondisinya sudah lemah dan memang punya riwayat sakit sakitan, mungkin jatung.Tadi katanya saat di permukaan air masih memiliki detak jantung, tetapi usai penanganan meninggal dunia. Saya tidak tahu persis bagaimana kisahnya, tetapi memang tercebur,” pungkasnya.
Sementara itu, terlihat istri korban Asnah (48), nampak tak kuasa menahan tangis setelah mendapat kabar bahwa suaminya dinyatakan meninggal di rumah sakit Doris Sylvanus. Pada hari kemarin juga, jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.(daq/gus)