SAMPIT— Pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) banyak dari tingkat pendidikan yang relatif tinggi, seperti lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK). Bahkan tidak menutup kemungkinan juga ada yang sarjana.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebut, kemungkinan karena lulusan - lulusan dari jenjang pendidikan tersebut, lebih selektif dalam memilih ataupun mencari pekerjaan sehingga membuat banyaknya pengangguran di Kotim.
“Jumlah pengangguran di Kotim sebenarnya dapat di tekan, salah satunya para pencari kerja menyesuaikan latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang diinginkan dan kemampuan mereka,” jelas Halikin.
Dirinya menilai kemungkinan terdapat faktor lain yang menyebabkan lulusan dari jenjang pendidikan ini justru yang mendominasi tingkat pendidikan di Kotim, sebab pekerjaan yang diinginkan yang lebih tinggi.
“Mungkin karena mereka selektif mencari pekerjaan, sehingga sedikit kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Halikin berharap lulusan dari jenjang pendidikan tersebut, tidak bergantung pada pekerjaan untuk menjadi karyawan di perusahaan, namun diharap bisa menggali potensi diri dengan menjadi seorang wirausaha.
“Ini kembali ke masyarakatnya lagi bagaimana menggali potensi dirinya sendiri, harusnya menciptakan peluang usaha sendiri,” sebutnya.
Namun tingginya angka pengangguran di Kotim pada tahun 2018 sebesar 4,55 persen, secara presentase jumlah tersebut menurun dari tahun 2017 sebesar 4,92 persen atau turun sebesar 0,37 persen. Pemerintah akan terus berupaya untuk membuka kesempatan dan lapangan pekerjaan. (yn/dc)