KUALA PEMBUANG - Sejumlah pedagang sayur di Pasar Tradisional Kuala Pembuang mengandalkan pasokan dari petani lokal. Hal ini menunjukkan sektor pertanian di Seruyan mulai menggeliat sehingga tidak tergantung lagi dengan pasokan sayur dari luar daerah.
Salah seorang penjual sayur, Ina, selalu mengambil sayur dari warga Kuala Pembuang. Dia datang ke kebun untuk menjemput barang dagangan.
"Terkadang ke kebun langsung menyaksikan bayam dan cabai dipetik. Kadang juga diantarkan ke rumah atau ke pasar langsung pagi-pagi oleh pemilik kebunnya. Sehingga sayur mayur di sini rata-rata memang segar, karena langsung dari kebun dibawa ke pasar," terang Ina, Senin (2/3).
Ina juga mengaku tidak pernah mengambil sayur dari luar daerah, karena sayur dari Kuala Pembuang sudah mencukupi untuk dijual di pasar.
"Kalau mengambil di daerah sendiri itu bisa ditawar, juga turut membantu pengembangan pertanian di sini. Kalau selalu ada pembeli, mereka tidak akan berhenti berkebun, jadi saling menguntungkan," ucapnya.
Pedagang lainnya, Uneh, mengaku menjual sayur dari hasil panen di kebun miliknya sendiri. Seperti bayam, sawi, cabai, dan terong.
"Ini adalah hasil panen sendiri, makanya keuntungan lebih banyak dibanding kulakan dari orang lain. Kebanyakan pedagang di sini memang punya kebun sendiri. Kalau ditanya ngambil sayur dari mana, pasti dijawab kebun sendiri. Rata-rata yang penjual sayur di sini adalah pemilik kebun sayur," ujar Uneh.
Uneh juga memasok sayur ke Sampit. Biasanya satu pekan sebelum panen sudah ada yang pesan.
"Ada beberapa pelanggan di Sampit yang sering minta dikirimi sayur. Kuala Pembuang ini tidak perlu memasok sayur mayur dari luar daerah, kecuali untuk sayuran yang tidak bisa tumbuh di sini," katanya.
Sedangkan untuk pasokan ikan dan ayam, masih dimasok dari luar daerah. Udang dipasok dari Sungai Bakau.
”Makanya harga udang di sini lebih murah dibanding daerah lain seperti Sampit," kata Rendi yang juga pedagang ikan di Pasar Tradisional Kuala Pembuang. (dia/yit)