Merebaknya virus korona di Indonesia membuat warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meningkatkan kewaspadaan. Bahkan, saking waspadanya, masker jadi buruan hingga kini sulit ditemukan di sejumlah apotek.
Siti apoteker di Sampit menuturkan, sudah hampir dua minggu masker jadi incaran masyarakat. Masker di apoteknya sudah habis dan belum tahu kapan pasokan baru dating lagi.
”Bahkan, ada yang membeli masker sampai 60 boks per orang. Biasanya masker dipasok dari daerah Banjarmasin dan kadang juga Jakarta. Namun, sekarang masker sedang kosong. Belum ada lagi yang datang,” ujar Siti, Selasa (3/3).
Siti menuturkan, masker yang jadi buruan berimbas pada naiknya harga. Dari yang biasanya Rp 1.000, kini menjadi Rp 5.000 per lembarnya. ”Bukan sengaja dinaikkan, namun memang dari pemasoknya sudah naik, sehingga yang menjual di sini juga ikut menaikkan harga,” ucapnya.
Apoteker lainnya, Devi juga mengaku stok masker di apoteknya habis. Pihaknya tak membatasi pembelian masker. ”Setiap orang itu bisa saja memborong masker. Sudah beberapa hari ini masker kosong karena adanya kabar virus korona. Jadi banyak sekali yang mencari masker,” ujarnya.
Sementara itu, wabah virus korona membuat warga meningkatkan kewaspadaan. Firmansyah, warga Sampit mengatakan, meningkatkan pertahanan tubuh penting untuk mencegah terjangkit virus tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan menjalankan pola hidup sehat.
”Seperti minum air putih minimal tiga liter per hari, mencuci tangan dan kaki setiap mau makan atau beraktivitas lainnya. Juga berdoa kepada Tuhan agar permasalahan virus korona ini segera berakhir,” ucap Firman.
Dia berharap pemerintah maksimal menangani wabah tersebut dan mengunci penyebaran virusnya di daerah yang tercemar agar tidak meluas.
Warga lainnya, Khumairo juga mengaku lebih waspada. Dia kini memperhatikan gaya hidupnya setelah virus tersebut mewabah di Indonesia.
”Harus lebih waspada dan sepengetahuan saya untuk menghindari virus korona itu harus banyak minum air putih, mengonsumsi minuman herbal seperti jahe dan lainnya agar tubuh kebal terhadap virus,” ujarnya.
Terus Siaga
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit terus siaga dan waspada menghadapi kemungkinan yang terjadi ketika sewaktu-waktu menghadapi pasien yang terduga terpapar virus korona. Apalagi rumah sakit tersebut masuk sebagai daftar fasilitas kesehatan yang layak menangani pasien korona.
Ketua Tim Skrinning Efraim Kendek Biring mengatakan, selama merebaknya virus korona, pihaknya belum menemukan satu pun pasien yang terduga terinfeksi. Hanya saja, beberapa waktu lalu ada satu pasien yang sempat dicurigai terinfeksi.
Menurut Efraim, pasien tersebut berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan riwayat perjalanannya, diketahui pernah melaksanakan ibadah umrah di Mekkah. Setibanya di Bandara Haji Asan Sampit, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Sampit melakukan pemeriksaan thermal scanner portable dan suhu tubuhnya terdeteksi cukup tinggi, sehingga dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit.
”Setelah kami lakukan pemeriksaan, pasien hanya demam dan negatif virus korona, sehingga diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan selesai,” ujarnya.
Efraim menuturkan, dalam penanganan pasien terduga terinfeksi virus, harus dilakukan melalui komunikasi dan persiapan yang matang guna mencegah dampak penularan. Baik terhadap orang di sekitarnya maupun tenaga medis yang saat itu menangani.
”Harus melalui komunikasi melalui kerja sama dari KKP. Ketika ada kode dari KKP, Tim Skrinning akan siap siaga dengan pakaian khusus, seperti penggunaan masker, sarung tangan, dan lainnya untuk menghindari risiko penularan,” ujarnya.
Dia menuturkan, Tim Skrinning akan bekerja bergantian. Apabila ada kasus pasien terduga terinfeksi korona, dokter yang menangani akan melakukan pemeriksaan fisik sebagai upaya penanganan awal.
”Setelah pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan harus dirujuk, akan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvalnus Palangka Raya. Tetapi, apabila bisa kami tangani, akan ditangani di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut Efraim menjelaskan, selama pemeriksaan fisik, setelah pasien yang terduga terinfeksi virus masuk ruang IGD, pasien akan menjalani berbagai tahapan pemeriksaan. Hasil laboratorium akan menjadi penentu pasien tersebut positif terinfeksi atau tidak.
”Bila pasien ditemukan positif mengalami pneumonia, pasien dirujuk ke RS rujukan dengan catatan, setelan respons time dari pasien masuk sampai keluar maksimal dua jam,” ujarnya.
Di samping itu, tak kalah penting, sebelum pasien memasuki ruang isolasi, tenaga medis seperti dokter dan perawat harus mengenakan alat pelindung diri atau berpakaian khusus dan lengkap. Selain itu, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Perlengkapan alat pelindung kemudian dibuang ke tempat sampah.
Efraim meminta masyarakat tak panik dan tetap tenang, serta selalu menjaga kondisi kesehatan.
Pasalnya, meski Covid-19 mudah menular, bisa dilakukan pencegahan.
”Apabila ada gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, sebaiknya segera berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yakni melalui puskesmas terdekat,” katanya.
Apabila tidak dapat ditangani di tingkat puskesmas, lanjutnya, baru pasien bisa dirujuk ke tingkat lanjutan, yakni rumah sakit. Mengenai data penderita batuk atau pilek, pasien tersebut masuk dalam kategori infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berdasarkan data RSUD dr Murjani, sampai Februari lalu ada 99 orang yang menjalani rawat jalan dan 11 orang rawat inap.
Efraim juga memberikan tips mencegah infeksi virus korona, yakni dengan menjalan pola hidup sehat, seperti rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik minimal 20 detik.
”Mencuci tangan dianjurkan menggunakan sabun antiseptik, terutama setelah memegang barang-barang fasilitas umum atau sebelum makan dan minum, serta hindari memegang area muka, mulut, hidung, apabila tangan masih belum steril,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat yang sakit batuk, pilek, atau flu, atau saat berada di area infeksius, seperti rumah sakit maupun tempat keramaian, disarankan menggunakan masker.
”Jangan lupa menjaga pola makan dengan makan dan minum yang teratur serta bergizi, istirahat yang cukup, olahraga teratur, hindari konsumsi yang menurunkan imunitas, seperti alkohol, merokok, dan lain-lain,” tandasnya. (dia/hgn/ign)