SAMPIT–Pengurus Pedagang Pasar Mangkikit merespons positif rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang akan mengambil alih bangunan Pasar Mangkikit di Jalan Antasari Sampit.
”Kami mendukung rencana Pemkab Kotim mengambil alih bangunan Pasar Mangkikit. Yang terpenting, pedagang ikut disertakan selama prosesnya,” ucap Sekretaris Pasar Mangkikit Ferly Prihastono, Sabtu (7/3).
Ferly mengatakan, pedagang sudah sekian tahun menanti agar dapat segera menempati kios yang layak untuk aktivitas jual beli. Bahkan hampir ratusan pedagang telah membayar lunas bangunan kios.
”Apapun penyelesaiannya, kami hanya ingin bangunan itu bisa cepat selesai. Hampir 100-an pedagang yang sudah membayar lunas, tetapi mekanisme pembayarannya saya kurang begitu tahu karena saat itu pembayaraan dilakukan sembunyi-sembunyi oleh pihak disperdagin,” ujarnya.
Dikatakannya, fungsi bangunan Pasar Mangkikit tersebut dibangun tiga lantai dengan 578 kios. Sedangkan jumlah pedagang ada sekitar 300-an orang. Dalam perjalanannya, bangunan tersebut dibangun tanpa adanya perundingan dengan sesama pedagang sehingga banyak pedagang yang mengaku tidak sependapat dengan desain bangunan tersebut.
”Kalau memang bangunan itu diselesaikan, kami sebagai pedagang jujur saja enggan mau menempatinya. Bangunan itu sudah tidak sesuai dengan keinginan pedagang, kios-kios dibuat bersekat-sekat. Kalau nanti diundi, pedagang yang dapat di pojokan kasihan,” ucap Anto, pedagang yang sekian tahun berjualan di lokasi penampungan milik Kodim Sampit.
Menurutnya, Pemkab Kotim setengah hati dalam menyejahterakan masyarakat. Dirinya sudah tidak ingin berharap banyak dengan pemerintah.
”Terserah saja pemerintah mau melanjutkan atau tidak, asalkan kami masih bisa berdagang. Saya sudah tidak mau lagi berharap. Sudah sekian tahun bangunan itu tidak selesai, selama ini pemerintah kemana? Diam begitu saja,” ujarnya.
”Sudah berapa tahun kami ini menunggu bangunan itu selesai? Bisa lihat sendiri pasar penampungan di sini sangat tidak layak. Setiap hujan jalanan becek dan itu dibiarkan saja tidak ditangani,” tambahnya.
Atun yang juga pedagang mengaku terpaksa berjualan di lokasi penampungan karena tak punya pilihan. Dia mengeluhkan kondisi pasar yang becek saat hujan.
”Sehari saya bisa ditagih sampai empat kali. Ada sampai Rp 18 ribu, untuk apa saja saya tidak tahu. Tidak dikasih karcis resmi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Plt Kadisperdagin Kotim Zulhaidir mengatakan, akan menyelesaikan bangunan-bangunan pasar yang mangkrak, termasuk Pasar Mangkikit. “Setelah Pasar Eks Mentaya kita benahi, kita akan rembukan lagi persoalan Pasar Mangkikit,” kata Zulhaidir.
Zulhaidir mengatakan, Pemkab Kotim berencana mengambil alih proyek pembangunan sehingga persoalan Pasar Mangkikit dapat segera diselesaikan.
”Kita punya konsep sendiri dalam hal penyelesaian Pasar Mangkikit dan kita sudah bicarakan secara internal dengan pihak kontraktor. Untuk penyelesaiannya kita berencana ambil alih bangunan tersebut,” ujarnya.
Dikatakannya, kerjasama proyek pembangunan Pasar Mangkikit sudah berakhir. Apabila Pemkab Kotim mengambil alih proyek bangunan tersebut, kontraktor harus mengembalikan uang ratusan pedagang yang telah disetorkan.
“Untuk proses ambil alih membutuhkan proses yang cukup panjang, kita akan lakukan audit, bentuk tim, dan sebagainya. Setelah diambil alih, kontraktor wajib mengembalikan uang pedagang yang selama ini sudah disetorkan agar permasalahan ini clear satu per satu dapat diselesaikan,” pungkasnya. (hgn/yit)