SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 11 Maret 2020 12:24
Insiden Sebangau yang Tewaskan 7 Orang, Standar Keselamatan Pelayaran Diusut
Peti jenazah salah satu korban tabrakan kapal cepat di Sebangau.

PALANGKA RAYA – Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan kecelakaan air di Sungai Sebangau yang melibatkan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) dan menewaskan tujuh orang. Dalam kasus itu, standar keselamatan pelayaran juga diusut.

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah seluruh penumpang long boat saat kejadian menggunakan pelampung atau tidak. Sebab, mereka menjadi korban dan termasuk motoris. Korban tewas sebagian besar dari penumpang perahu panjang tersebut yang merupakan pegawai Taman Nasional Sebangau.

”Ini masih kami lidik, kenapa bisa seperti itu. Apakah tidak menggunakan pelampung atau bagaimana. Namun, berdasarkan pemeriksaan, para korban memang banyak mengalami luka di bagian kepala karena terbentur keras,” katanya, Selasa (10/3).

Hendra menuturkan, sejauh ini pihaknya masih memeriksa empat saksi yang selamat. Dari hasil investigasi, penyebab utamanya dua perahu cepat itu saling hantam karena kecepatan yang tak terkendali dan tak menyadari ada perahu lain saat melintas di tikungan sungai. Untuk pengusutan secara detail akan diserahkan ke Denpom karena melibatkan personel TNI.

”Keduanya sama-sama cepat sampai tabrakan dan tidak bisa dihindari hingga long boat terbelah dan hancur, sementara speed terbalik. Untuk jenazah semuanya sudah diserahkan ke pihak keluarga, termasuk almarhum Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono yang diterbangkan ke kampung halamannya di Klaten (Jawa Tengah),” ujarnya.

Hendra menuturkan, belum ada penetapan tersangka kasus itu. Penanganan sepenuhnya diserahkan ke Denpom karena melibatkan personel TNI, termasuk apabila ada penetapan tersangka nantinya. ”Kami hanya akan membantu bahan penyelidikan,” ujarnya.

Mengenai kronologis kejadian, lanjut Hendra, sekitar pukul 10.00 WIB, tim Paspampres sudah melakukan persiapan dan berkoordinasi. Rombongan yang berjumlah 19 orang, termasuk Dandim Kapuas melakukan pengecekan titik yang sedianya akan dikunjungi raja dan ratu Belanda.

Setelah satu jam melakukan pemeriksaan lokasi, rombongan dari TNI kembali ke Dermaga Kereng Bangkirai. Namun, saat di tikungan, dari arah berlawanan muncul long boat petugas TN Sebangau yang merupakan tim konsumsi. Kedua kapal itu melaju dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya kecelakaan terjadi.

Terpisah, Kapendam XII/Tpr, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe menyatakan turut berbela sungkawa yang mendalam atas kepergian perwira terbaik Dandim 1011/Klk. ”Semoga amal ibadah almarhum diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Mungkin akan dianugerahi anumerta, karena meninggal saat menjalankan tugas,” ujarnya singkat.

Kapolres Pulang Pisau AKBP Siswo Yuwono mengaku kaget atas kejadian itu. Dia menilai almarhum merupakan sosok pimpinan telandan dan mengayomi. Bahkan, nyaman berkoordinasi, baik dalam back up pasukan pengaman maupun lainnya.

”Saya turut berduka cita dan sangat kehilangan,” ujarnya saat mengantarkan jenazah almarhum di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Penuh Duka

Sementara itu, isak tangis keluarga dan rekan kerja mewarnai pelepasan jenasah pegawai Balai Taman Nasional Sebangau yang menjadi korban kecelakaan. Menteri Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya yang menghadiri upacara pelepasan jenazah juga tidak bisa membendung air mata saat akan memberangkatkan jenazah untuk disalatkan.

Siti Nurbaya menuturkan, pihaknya sangat kehilangan atas meninggalnya pegawai Balai Taman Nasional Sebangau yang merupakan bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Terlebih para pegawai tersebut meninggal saat menjalankan tugas.

”Kami (Kementerian LHK, Red) kehilangan putra-putri terbaik dalam menjalankan tugas. Mereka tidak hanya terbaik untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tapi mereka juga orang terbaik untuk Kalteng,” katanya.

Siti Nurbaya bersama wakilnya Alue Dohong, pada kesempatan tersebut menyerahkan secara langsung santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Tak hanya itu, Kementerian juga menyerahkan piagam penghargaan kepada mereka yang meninggal saat menjalankan tugas.

Dia mengharapkan agar keluarga dan rekan kerja di Balai Taman Nasional Sebangau mengikhlaskan kepergian putra-putri terbaik tersebut. Tentunya kejadian seperti ini diharapkan tak lagi terulang di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

”Tentu saya harapkan kepada semua rekan di Balai Taman Nasional Sebangau, bisa melanjutkan cita-cita dan harapan yang sudah dikerjakan oleh mereka sebelumnya, karena apa pun itu semuanya bertujuan untuk Kalteng dan Indonesia secara luas,” bebernya.

Di tempat berbeda, duka mendalam juga mewarnai pemakaman Mutiara (24), honorer Balai TNS yang ikut menjadi korban. Jenazahnya dikebumikan di kampung halamannya, Kuala Kapuas. Suasana duka mewarnai prosesi pemakaman yang dihadiri puluhan kerabat Mutiara.

Kakak ipar korban, Jumbri, tak menduga adik iparnya menjadi korban dalam kecelakaan maut di Sungai Sebangau tersebut. Sebelum kecelakaan itu, dia mendapat firasat. Badannya terasa gemetar.

”Tidak seperti bisanya badan saya gemetaran. Adik ipar saya ini memang tidak pulang karena berdiam di Kota Palangka Raya. Tahu-tahu dapat kabar menjadi korban kecelakaan," ujarnya.

Kepergian Mutiara juga jadi perhatian Siti Nurbaya. Dia mengunjungi langsung rumah keluarga yang berduka dan menyatakan belasungkawa mendalam. Menurutnya, tugas di Kementerian LHK sangat berat, sehingga apa yang dilakukan staf dan pegawai sangat dihargai.

”Pekerjaan berat ini sudah dipahami dengan baik oleh jajaran staf. Tugas-tugas yang berisiko. Jadi, saya sedih dengan kejadian ini. Kalau dilihat, (yang jadi korban tewas) sangat muda-muda, berusia 24 sampai 26 tahun,” ujarnya.

Seperti diberitakan, survei rute kunjungan Raja dan Ratu Belanda oleh Paspampres bersama sejumlah pihak terkait berujung tragedi. Speed boat yang ditumpangi tim tersebut saling hantam dengan perahu panjang (long boat) yang ditumpangi pegawai Taman Nasional Sebangau (TNS). Tujuh orang tewas akibat kecelakaan tersebut.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB di Sungai Sebangau, Kereng Bangkirai, Kota Palangka Raya, Senin (9/3). Lokasi kejadian persisnya di tikungan murung, yang jaraknya sekitar 15 menit dari Dermaga Kereng Bangkirai.

Speed boat milik TNI dipimpin Dansubsatgas Pam VVIP Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono yang juga Dandim 1011/Kuala Kapuas. Perahu mesin tersebut bermuatan 19 penumpang, terdiri dari delapan anggota TNI dari Kodim 1011/klk, masyarakat sebagai pemandu, warga Amerika, satu guard warga Amerika, dan tujuh Paspampres.

Long boat milik Dinas Kehutanan Kalteng yang jadi lawannya ditumpangi delapan pegawai Taman Nasional Sebangau. Total korban akibat kecelakaan tersebut sebanyak 27 orang. (daq/sho/der/ign)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers